dengan suara lemah mendjawab kata2 ajahnja;
”Tetapi ajah, perempuan jang kutjintai itu adalah istri seorang komandan keamanan kota Tongking ini.”
Ko Kiu kaget, seperti orang disengat kaladjengking:
”Hab, Seorang jang sudah mempunjai suami?
Apakah kau tidak keliru memilih, anakku ?”
Kembali Ko Nga Lue menangis :
“Ajah, dia amat tjantik. Bila aku tidak dapat memperistri dia, lebih baik aku mati sadja “ Ko Kiu “Oh, sungguh tjelaka kau, bagaimaina aku bisa melaksanakan keinginanmu jan edain ini ?”
Penasehat Ko Kiu jang kebetulan djuga hadir dikamar itu mendekati tjukongnja dan berkata dengan la gak tjentil . „Taydjin, aku bisa memberikan obat untuk Siauw ya, asal ... ada pengertian dari Taydjin, hahaha . . hhaa. ”
Ko Kiu melotot dan berkata :
„Berapa kau minta upah untuk itu ?“ Penasehat itu berpikir sedjenak, kemudian mendjawab;
„Paling sedikit 100 tail, bagaimana ?“ Ko Kiu kontan mendjawab
5