Halaman:Amerta - Berkala Arkeologi 3.pdf/31

Halaman ini tervalidasi

Jawa Tengah. Menurut kata pengantar kami, dahulunya stupa itu ada dua buah, tetapi yang satu telah hilang tak berbekas. Kami tanyakan tempat ditemukannya "Batu Catur" itu, dan kami diantar ke dalam semak tak jauh dari masjid. Meskipun dikatakan sudah tak ada sesuatu apa yang kuno, namun mata kami yang dalam dua minggu terakhir ini sudah terlatih dapatlah melihat berbagai bagian tanah yang lebih tinggi daripada sekitarnya, dan di dalamnya ternyata berisi batu bata. Bahkan kami dapat menemukan sebaris batu-batu bata yang masih berhubungan (bekas tembok?). Hanya penggalian sajalah yang dapat menentukan apa yang masih terpendam di situ.

Dari Solok kami ke Talang Jawa, kl. 2 km di Juar kota. Makam di sini tidak penting dari sudut ilmu purbakala, tetapi batu-batu bata yang serupa "bata Majapahit" menarik perhatian kami.

Hari sudah gelap, waktu kami mengakhiri peninjauan kami di daerah Jambi.

Senin, 15 Maret 1954

Pk. 9 kami ke Kantor Keresidenan untuk minta diri. Sayang sekali Residen tadi pagi pk. 7 berangkat ke Bangko. Maka kami diterima oleh Wedana Simatupang, yang tetap ramah tamah dan pula nampak antusias tentang hasil-hasil peninjauan kami. Beliau sesalkan, bahwa kami tak dapat mengunjungi Simpang (8 jam berlayar dari Jambi) dan Muara Sabak, dimana ditemukan juga peningalan-peninggalan purbakala. Pun di Tungkal dan Berbak ada bekas-bekas kepurbakalaan.

Dari sini kami ke kantor Kabupaten. Bupati edang rapat dan akan dapat menerima kami sesudah pk. 12. Maka kami selesaikan urusan pemakaian Landrover.

Pk. 12.30 kami menghadap Bupati Djamin Dt. Bagindo, yang juga luar biasa ramah tamahnya.

Pk. 2.30 kami melambaikan "selamat tinggal, Jambi" dan menuju ke lapangan terbang. Setelah

”Putri” yang Tersimpan di Karangindah, Lahat.

26