Jawa Timur adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki tingkat kematian bayi yang cukup tinggi. Dari 29 Kabupaten dan 9 Kota di Jawa, menurut data BPS Provinsi Jawa Timur tahun 2006, terdapat sembilan wilayah yang memiliki angka kematian bayi di atas 50% dari total kelahiran, yaitu: Sampang (70.26), Kabupaten Probolinggo (69.79), Bangkalan (61.72), Situbondo (62.39), Bondowoso (62.21), Jember (61.72), Kabupaten Pasuruan (60.17), Pamekasan (59.73), Sumenep (54.59). Dari gambaran kasar mengenai data tersebut, dapat dilihat bahwa empat kabupaten di Madura seluruhnya masuk dalam daerah yang memiliki angka kematian bayi yang sangat besar. Angka kematian bayi di Madura dapat dikatakan sangat fluktuatif, seperti yang dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini:
Kabupaten | Angka kematian bayi | ||
---|---|---|---|
2004 | 2005 | 2006 | |
Bangkalan | 62,80 | 61,72 | 61,72 |
Sampang | 80,00 | 71,66 | 70,26 |
Pamekasan | 57,85 | 60,84 | 59,73 |
Sumenep | 66,53 | 55,59 | 54,54 |
Sumber: BPS Jawa Timur (2007a)
Data di atas menunjukkan fluktuasi angka kematian bayi di empat kabupaten di Madura. Dapat dilihat bahwa Sampang pada tahun 2003 adalah kabupaten yang memiliki angka kematian bayi paling tinggi, meskipun angka tersebut dapat ditekan hingga pada tahun 2006 jumlah menurun. Hal yang sama juga terjadi di Sumenep dan Bangkalan, hanya Sampang dan Sumenep yang berhasil menekan angka kematian bayi secara signifikan, berbeda dengan Bangkalan dan Pamekasan. Pamekasan justru mengalami kenaikan angka kematian bayi pada tahun 2005 meskipun angka tersebut kembali turun pada tahun 2006.
Angka Kematian Bayi dan Persoalan Kesehatan Ibu Hamil dalam Budaya Madura
4