116
Sebuah rumah (maksudnya suatu rumah tangga) akan kelihatan susah atau senang, tergantung dari wanita yang menempatinya. Di dalam rumah itu wanita yang menjadi dasar kesenangan suami dan anak-anaknya. Agar di dalam rumah itu terasa nyaman dan bahagia, seorang isteri harus mengerti mengatur rumah. Menurut orang Belanda, kebahagiaan itu ada di dalam rumah itu sendiri. Hal demikian memang sudah menjadi kewajiban wanita. Hiasan rumah berupa gambar bunga-bungaan dan lain-lain menjadikan rumah tampak indah. Namun demikian harus disesuaikan dengan kondisi rumahnya, agar tidak menjadi cercaan orang yang mengerti mengatur rumah.
Kepada anak, seorang ibu (wanita) harus dapat menjadi teladan demikian juga terhadap pembantu rumah tangga yang biasanya hanya meniru perilaku majikannya.
Banyak orang dengan ketidaktahuannya, anak hanya dianggap mainan saja seperti boneka. Pada hal anak itu mempunyai nyawa. Karena itu sejak kecil anak harus dibimbing supaya kelak menjadi orang yang baik. Ibu merupakan orang yang setiap harinya dekat dengan anak, harus memperhatikan pergaulan anaknya dan menjaga agar tidak terjadi pertengkaran dengan temannya. Kebiasaan bertengkar pada anak-anak akan membentuk pribadi anak menjadi kurang baik.
Anak harus diajar berbicara yang jelas dan tegas. Diusahakan agar anak tidak bersikap lamban dan malas, karena sikap malas akan membentuk pribadi yang kurang baik pula. Bila anak menyakiti atau menyiksa binatang, harus dilarang, karena perbuatan itu dapat membentuk pribadi anak menjadi kejam. Bagi orang tua yang memiliki anak lebih dari satu tidak boleh pilih kasih: Jika salah seorang anaknya mengadu, harus diberi pengertian. Kalau tidak akan menjadi kebiasaan yang tidak baik. Masih banyak lagi kewajiban seorang ibu dalam hidup berumah tangga.
Tulisan Siti Hajinah Mawardi tentang "Kewajiban Kita" merupakan suatu peringatan terhadap kaum wanita agar dapat menjadi seorang ibu yang baik. Wanita dianggap orang yang