142
Sri Mangusarkoro. Kegiatan PERWARI pada waktu itu antara lain dapur umum dan palang merah, juga membantu mengurus jenazah para pejuang dari luar Kota Yogyakarta untuk dirawat. R. Ay. Abdulkadir juga ikut aktif dalam PERWARI meskipun tidak menjadi pengurus.
Sesudah pengakuan kedaulatan, beberapa ibu mengusulkan kepada R. Ay. Bintang Abdulkadir agar Wanito Utomo dihidupkan lagi, tetapi usaha tersebut ditolak. Hal ini disebabkan pada waktu itu sudah ada PERWARI bahkan R. Ay. Bintang Abdulkadir menganjurkan agar mengikuti kegiatan PERWARI dan "Seri Derma" yang agak macet digiatkan kembali. Ternyata usul untuk menggiatkan “Seri Derma” ini disetujui dan diadakan pembaharuan pengurus ”Seri Derma”. R. Ay. Bintang Abdulkadir terpilih sebagai pengurus bersama Nyi Hajar Dewantoro, Nyi Sri Mangunsarkoro, Ny. Yudo Pranoto dan Ny. Santoso.
Pada tahun 1967 dr. R. Abdulkadir meninggal dunia. Sejak suaminya meninggal dunia, R. Ay. Bintang Abdulkadir di rumahnya memberi pelajaran masak-memasak. Kecuali itu ia meneruskan usaha obat tradisional anti kencing manis "Podoselamete". Usaha ini terus ditekuninya sampai ia meninggal dunia pada tahun 1990.
R. Ay. Bintang Abdulkadir tiada lagi di tengah-tengah kita, namun amal dan jasanya terhadap kaum wanita Indonesia khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya tidak akan hapus begitu saja. Namanya akan terkenang sepanjang masa. R. Ay. Bintang Abdulkadir meninggalkan cita-cita yang selama hidupnya diperjuangkan untuk memajukan kaum wanita.