Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.
- (Deru Campur Debu, 1959)
Demikian pula sajak Djamil Suherman berikut.
ELISA
....
Tapi kurasa kini aku pun kelasi
di luar mauku datanglah angin selatan
membawa kapalku jauh melancar
tidak ku tahu kapan aku kembali
Sekali kau bernyanyi
sekali kau pautkan hatiku
membayang segala impian di jauh hari
- (Nafiri, 1983)
Cinta itu sebuah misteri, terjalin dengan penuh rahasia dan tidak terduga. Sering terjadi cinta tumbuh dan berkembang dengan awal salihg membenci. Kesediaan menerima kembali kekasih yang telah berkhianat dan meninggalkan merupakan bukti misteri cinta itu, seperti yang diungkapkan Chairil Anwar dalam sajaknya "Penerimaan": si aku lirik bersedia menerima kembali kekasihnya yang telah meninggalkannya—yang sudah tidak suci lagi, 'bak kembang sari sudah terbagi'—karena si aku lirik masih tetap mencintai kekasihnya itu.
PENERIMAAN
Aku masih tetap sendiri
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Manusia dan Manusia Lain
99