Halaman:Citra Manusia Dalam Puisi Indonesia Modern 1920-1960.pdf/116

Halaman ini tervalidasi

TAHUN DEMI TAHUN
....

Semua tahun kembali terkenang lapar dan rindu
mata telah jadi kaca pudar melembari urat wajah
mari kita leburkan diri melumat satu jat
kita kan hidup satu degup dalam satu gerak

(Pesta, 1956)

Sementara itu, dalam sajak Djamil Suherman "Ikrar" terungkap keinginan bersahabat secara tulus:

IKRAR

(kepada karibku M)

Begitu gairah kuberikan piala kehormatan padamu
bersama salam setitik darah dan air mata
kauadukan persamaan nasib ke dalam dasarnya
tangan berjabat tangan dalam kealpaan yang mesra

O, mari kita reguk inilah piala kehidupan
tanda persahabatan yang saleh antara yang malang
dan percaya kebenaran ada padanya
karena kita saling merasakan getaran yang satu
meski dalam dunia yang terpisah.

(Nafiri, 1983)

Sajak Djamil Suherman itu mengungkapkan bahwa persahabatan mungkin terjadi di antara dua manusia karena nasib dan pandangan yang sama meskipun mungkin mereka dipisahkan oleh tempat yang berbeda sehingga tidak saling mengenal. Warna persahabatan yang demikian itu terungkap juga dalam sajak Toto Sudarto Bachtiar berikut ini.

Manusia dan Manusia Lain

107