— »Ja, Toewan! kami taoe hal itoe: belon lama orang telah wartaïn kami, bahoewa di Saint-Jacques telah ada himpoenan-himpoenan dari orang-orang Bonapartisch; tapi teroeskenlah tjeritamoe; tjara bagimanatah kaoe soedah dapat taoe sekalian perkara jang kaoe omongken itoe?"
— »Hamba dapat taoe sekalian hal itoe, Toewankoe! sedang hamba periksa di Marseille perkaranja saorang lelaki moeda, jaitoe saorang jang memang soedah lama hamba ada intip-intip; orang ini ada teritoeng pada orang-orang Bonapartisch dan ada djadi orang pelajaran; hamba soedah soeroeh tangkap dia ini pada harian hamba berangkat dari Marseille. Orang ini telah pergi ka poelo Elba dan telah mengadep pada Groot-Maarschalk di sana. jang lantas titahken dia pergi membawa kabar dengan moeloet kapada saorang di ini kota Parijs; tapi siapa namanja orang ini, hamba tida bisa dapat taoe. Kabar jang dibawa oleh orang pelajaran itoe, ada maksoednja aken membri taoe, bahoewa sigra djoega Napoleon nanti datang aken dapatken kombali karadjaännja jang doeloe. Sekalian omongan ini, Toewankoe! telah terdapat olehkoe di dalam pemeriksaän."
— »Sekarang di mana adanja itoe orang jang kaoe telah tangkap?"
— »Di dalam pandjara, Toewankoe!"
»Apa kaoe ada rasa banjak koewatir, oleh kerna adanja itoe perkara djahat?" kata poela Baginda.
»Bagitoe banjak, Toewankoe!" sahoet Villefort: hingga sedang doedoek berdjamoe pada harian amba bertoendangan, hamba soedah berlaloe dari erdjamoeän, meninggalken toendangan dan sekalian sobat, dan oendoerken segala perkara sampe lain tempo, soepaja lantas boleh berangkat aken ampeken warta kapada toewankoe."
— »O, ja! boekankah telah ada perniatan aken al kawinan di antara kaoe dan Nona de Saint Méran?"
— »Ja, Toewankoe! dia itoe anaknja satoe mbamoe jang amat satia."
— »Benar sekali; tapi biarlah kita mengomong ombali dari hal itoe kawanan djahat."
— »Toewankoe! hamba selempang, jang kawanan itoe boekan kawanan ketjil, sabagimana jang telah ering terdjadi, hanja satoe pakoempoelan besar ang berkoewasa besar sekali."
»Di dalam ini tempo," kata Baginda dengan tersenjoem: »satoe niatan djahat ada gampang terjadi, aken tetapi soesah dipergoenaken; kerna satelah dapatken kombali tachta aki-mojangkoe, kita-orang soedah lantas menilik baik-baik pada tempo ang telah berlaloe dan kapada tempo jang bakal datang; soedah sapoeloeh boelan mantri-mantrikoe ada beräti-ati sekali di dalam hal mendjaga tanah-tanah pada pasisir Laoetan Tengah-darat. Kaloe Bonaparte datang di Napels, kawankoe di sana nanti soedah bersadja, pada sabelon Bonaparte