soepaja kaoe meloepaken sama segala perkara jang telah laloe. Boewat apatah djoega berbantah aken hal perkara-perkara jang tida dapat dirobah lagi! Allah djoega tida bisa robahken perkara jang telah djadi. Aken tetapi kita-orang, manoesia, boleh djoega boeras-boerasken itoe dengan lantaran tiada seboet-seboet lagi. Dan saja ini, boekan sadja saja soedah tida mengikoet pada pikirannja ajahkoe, hanja saja soedah toekar djoega namakoe. Ajahkoe telah diadi dan brangkali djoega masih djadi orang Bonapartisch, dan ada bernama Noirtiers saja ini ada mendjoendjoeng Baginda Radja dan seboet dirikoe Villefort. Biarlah itoe napsoe aken roeboehken tachta Radja djadi habis di hatinja itoe orang jang soedah toewa, dan saja tertjere dengan sampoerna dari padanja.”
»Bagoes, Villefort! bagoes! baik sekali penjahoetanmoe!” kata toewan markies: »Akoe poen telah sering meminta, soepaja istrikoe meloepaken itoe perkara doeloe, tapi belon djoega permintaankoe terkaboel! akoe harap, jang kaoe ini ada lebih beroentoeng di dalam permintainmoe."
»Baiklah," kata njonja markies itoe: »biarlah kita loepaken perkara-perkara itoe : akoe poen ingin djoega bagitoe, dan kitaorang telah berdjandji djoega aken loepaken itoe samoewa: tapi biarlah Villefort tetap hati dan djangan berbalik pikir di belakang kali. Djanganlah loepa, Villefort! jang kita-orang ada menanggoeng kaoce di hadepan Baginda Radja, dan Baginda djoega — dengan lantaran permoehoenan — kita-orang — hendak meloepaken samoewa perkara jang telah laloe, sabagimana kita-orang meloepaken itoe dengan lantaran permintainmoe. Maka djikaloe ada saorang dari koempoelan djahat terdjatoh ka dalam tanganmoe, biarlah kaoe beringat, bahoewa orang ada menilik betoel-betoel kapadamoe, sebab orang taoe, jang kaoe ini ada bersanak pada orang-orang jang brangkali djoega ada berkawan pada orang-orang koempoelan djahat.”
»Njonja,” kata Villefort: »saja poenja pakerdjaan, terlebih poela di ini tempo, ada memerintah pada koe aken berlakoe keras, dan saja tiada nanti berhati lembek. Saja soedah misti menoendjang djoega pada bebrapa toedoehan aken tjilakanja orang-orang jang terdakwa di dalam hal karadjain, dan di dalam hal ini soedah djoega saja tjoba pake hati kakoe. Soekarlah djoega aken saja, oleh kerna ini perkara bagini roepa belon bisa djadi habis.”
»Bagitoe kaoe rasa?” kata njonja markies.
»Saja koewatir ada bagitoe. Napoleon jang sekarang ada di poelo Elba, ada terlaloe dekat pada Frankrijk: sebab bagitoe, sekalian orang jang soeka padanja, djadi ada ampoenja harapan besar, kaloe-kaloe baginda itoe dapat balik kombali ka atas tachta Frankrijk. Di ini kota Marseille ada banjak ponggawa-perang jang sekarang ini mendapat sadja saparo gadji, saban hari orang-orang ini ada tjari