seperti terebang, biarlah kaoe berdjalan poelang seperti angin toefan, masoek ka kota Marseille di waktoe malam, dan masoek ka dalam roemah sendiri dari pintoe belakang; tinggal di sana diam-diam dengan berlakoe rendah dan djangan berboewat satoe apa; kerna pada ini satoe kali, kita-orang nanti berlakoe seperti orang-orang jang berkoewasa dan mengenal baik kapada sekalian moesoeh. Berangkatlah, anakkoe! dan dengan lantaran kaoe menoeroet pada perintah bapa, kita-orang nanti tetapken kaoe di dalam djabatanmoe, soepaja," kata poela toewan Noir tier itoe sambil tertawa; »di lain tempo kaoe boleh loepoetken lagi akoe ini dari pada kabinasaän, kaloe akoe ada mendapat kembali perkara djelek. Slamat tinggal, anakkoe!"
Habis bilang bagitoe, toewan Noirtier itoe lantas berangkat pergi dengan senang hati.
Dengan merasa amat koewatir Villefort mengamperi pada djendela, laloe melihat pada bapanja, jang berdjalan dengan senang di antara doewa atawa tiga orang jang melindoeng di pilar-pilar tembok dan di tikoengan djalanan, brangkali djoega dengan niatan aken menangkap pada orang jang berdjembros itam dan memake jas blao dan topi berpinggir lebar.
Villefort tinggal berdiri dan melihat pada ajahnja, sampe ajah itoe soedah membelot di tikoengan dan tida kalihatan lagi olehnja. Komoedian ia lantas oempatken sekalian bareng jang ditinggalken oleh