beringat pada itoe, ia lantas merasa, bahoewa boekan koetoehnja Allah, hanja kabentjian manoesia djoewa jang mendatangken katjilakaän kapadanja; maka lantaslah djoega ia menjoempahi pandjang-pendek kapada orang jang telah berboewat hianat kapadanja; toeroet hatinja poenja kata, tida ada satoe siksaan jang tjoekoep beratnja aken hoekoemi pendjahat itoe di doenia, sebab doenia ini fena adanja: siapa tersiksa berat, ia lekas djadi mati, dan kaloe soedah mati, ia terlepas dari ka- sengsaraän.
Sedang beringat bagitoe, Dantes lantas merasa, bahoewa siapa maoe menjiksa dengan keras, ia misti goenaken segala siksaan, tapi djangan memboenoeh. Aken tetapi dengan lantaran beringat pada itoe hal, bahoewa orang jang djadi mati, ia terlepas dari kasengsaraän, Dantes djadi merasa djoega, bahoewa brangkali baiklah djoega ia boenoeh diri sendiri.
Doeloe hari, sedang djadi orang pelajaran, Dantes ada merasa takoet mati, sebab ia tida maoe djadi makanan ikan; sekarang ini. sebab soedali trapoenja apa-apa jang tertjinta olehnja, ia merasa ingin mati.
Satelah soedah dapat niatan aken memboenoeh diri, Dantes merasa senang sedikit dan tida oering-oeringan. Ia makan sedikit sadja dan djarang sekali tidoer, djoega ia tida merasa terlaloe kesal seperti di hari-hari jang telah laloe, sebab sekarang ia