»Napoleon ada terbentji di tanah-tanah sabelah oedik; maka adalah kalihatan, jang sekarang ini ia berlakoe dengan oentoeng-entoengan; kerna gampanglah djoega aken kita mengatoer, biar orangorang de Provence dan Languedoc djadi bermoesoeh kapadanja."
»Benar sekali!" kata mantri politie: »tapi ia mendatangi dengan berdjalan di Gap dan Sisteron."
»Ia mendatangi! Ia mendatangi!" kata Baginda:
»kaloe bagitoe ia lagi djalan menoedjoe ka ini kota Parijs ?"
Itoe mantri politie tinggal berdiam, seperti tiada brani bilang, bahoewa benar Napoleon ada mendaI tangi kota Parijs.
»Provincie Dauphiné bagimana, Toewan?" kata Baginda pada Viilefort: »apa kaoe rasa, provincie ini djoega boleh dikedja bermoesoehan seperti Provence?"
"Toewankoe!" sahoet Viilefort: »hamba merasa doeka, oleh kerna misti katakèn satoe perkara jang koerang enak. Orang-orang di Dauphiné tida boleh disamaken dengan pedoedoeknja Provence dan Languedoe: orang-orang pagoenoengan itoepoen ada soeka kapada Napoleon, Toewankoe !"
»Lihatlah!" kata Baginda dengan perlahan, seperti berkata pada diri sendiri: »ia taoe betoel kaädaannja segala hal." Komoedian Baginda itoe lantas menengok dan menanja pada mantri politie : »Brapa besarnja balatantara jang mengikoeti Napoleon?"