padakoe sekalian barang peninggalannja, hingga lain dari pada atsil jang tantoe dan oewang kontant bebrapa riboe oewang-emas, akoe ada poenja sato e koempoelan dari lima-riboe kitab.”
»Djangan kesal, Edmond!” kata poela Faria: »tjeritakoe ini soedah dekatfpada achirnja. — Di tahon 1807, ampatbelas hari sasoedahnja graaf Spada mangkat ka rachmatoelah, dan satoe boelan pada sabelon akoe ditangkap, jaitoelah pada hari 25 December, akoe batja lagi sekalian soerat-soerat peninggalannja madjikankoe. Sedang membatja itoe, akoe merasa amat mengantoek, hingga akoe djatohken djidatkoe ka bahoe tangan sendiri di atas medja, dan lantas djoega akoe poelas. Di itoe waktoe soedah ada poekoel tiga liwat tengah-hari, dan tempo akoe sedar dari tidoerkoe, hari soedah djadi gelap. Akoe panggil-panggil boedjangkoe, soepaja ia bawa api, tapi ia tida datang. Dekat padakoe ada djoega api di tampat barah boewat bikin angat oedara di dalam kamar, tapi boekan api menjalah; maka satelah akoe ingat, jang di medjakoe ada satoe lilin, lantas sadja akoe merabah-rabah aken tjari sapotong kertas boewat mengambil api dari itoe tampat barah. Akoe ada merasa djoega koewatir, kaloe-kaloe akoe nanti kena ambil kertas jang bergoena, sedang akoe maoe mengambil sadja kertas jang tida terpake lagi; sedang bagitoe, akoe mendapat ingat, bahoewa di antara lembar-lembarannja kitab sembajang bertaboer emas jang memang ada di medjakoe, ada sapotong kertas ketjil: sabagian dari kertas itoe soedah berwarna koening dan ada kalihatan pada pinggiran kitab, sedang bagiannja jang lain ada terdjepit di antara lembar-lembaran kitab itoe. Tantoe sekali kertas itoe disesapken di itoe kitab aken mendjadi satoe tanda, di mana orang soedah berenti membatja. Dengan mengoesoet oesoet akoe ambil kertas itoe, jang lantas djoega akoe goeloengken dan kenaken oedjoengnja pada barah jang akoe tioep-tioep. Sigra djoega akoe dapat api menjalah di oedjoeng kertas, tapi lantaslah djoega akoe merasa kaget sekali. Pada itoe kertas jang moelai angoes, ada kalihatan hoeroef-hoeroef jang seperti telah tertoelis dengan tinta koening toewa; maka di itoe waktoe djoega sigralah akoe padamken itoe api, laloe akoe pasanglah lilin pada api di barah jang masih berkobar-kobar. Dengan goemeter di dalam hati, akoe boekaken goeloengannja itoe kertas jang soedah angoes sabagian, laloe akoe mendapat taoe, jang hoeroef-hoeroef di kertas itoe telah tertoelis dengan tinta rasia, jaitoe saroepa tinta jang tida berwarna, tapi kaloe terkena panasnja api, lantas njata kalihatan. Kertas itoelah jang kaoe soedah lihat dan batja toelisannja. — Batjalah kombali toelisan itoe, Dantes! kaloe soedah, akoe nanti kasih taoe padamoe, apa adanja itoe perkataan-perkataan jang telah hilang.”
Sambil bilang bagitoe, Faria kasihken kombali