"Djangan toewan koewatir: soedah njata sekali jang orang ini benar soedah mati”
"Ja,” kata poela gouverneur: "kaoe taoe, toewan! jang di dalam perkara bagini, saja misti toeroet betoel pada boenjinja atoeran jang telah ditantoeken: maka maski kaoe telah taoe, jang orang ini soedah mati, biarlah kaoe lakoeken djoega apa jang telah dititahken di dalam oendang-oendang.”
"Bikin panas sapotong besi!” kata doktor pada cipier: "tapi sabenarnja tiada perloe,” kata poela dokter itoe pada gouverneur.
Dantes merasa kaget, oleh kerna dengar perintahnja doktor.
Soedah berselang lama sedikit, Dantes dengar Cipier berkata:
"Inilah besi panas, Toewan |"
Komoedian Dantes dengar satoe boenji peperipisan, seperti boenjinja daging basah jang dibakar, Dantes merasa mengkirik boeloe di badan, kerna ja taoe dari mana terbitnja soewara itoe: ialah dari dagingnja Faria jang dikenai besi panas.
"Sekarang kaoe lihat njata, Toewan !” kata doktor pada gouverneur: "bahoewa orang ini telah mati betoel-betoel: sainde tida bagitoe, sekalipoen tida merontak, tantoelah ia berkoetik djoega. Sekaranglah ia telah semboeh dari penjakit gila dan terlepas dari pandjara.”
"Apa orang ini boekan itoe pandita jang bernama Faria?" kata satoe officier pada gouverneur.
"Ja,” sahoet gouverneur itoe: "dia ini saorang toewa jang berilmoe dan beriidat baik : di dalem segala perkara ia maoe mengalah, tapi di dalem hal berbantah dari perkara adanja ia poenja harta pendaman, ia tida sekali maoe kalah.”
"Itoelah penjakitnja,” kata doktor.
"Dia belon sekali taoe menjoesahi, ja?" kata poela Gouverneur pada cipier.
"Belon sekali, Toewan!” sahoet itoe cipier: "malah doeloe hari ia sering senangken hati hamba dengan ia poenja tjerita jang banjak sekali: dia poen taoe segala perkara. Pada satoe kali, tempo istri hamba dapet sakit, ia soedah oendjoeki obat, dan istri haraba djadi semboeh dengan obat itoe."
"Hm-hm!” kata doktor: "saja tida taoe, kaloe saja ada periksa badannja kambrat sendiri. Saja harep, Toewan Gouverneur,” katanja poela sambil tertawa: "kaoe nanti soeroeh rawati majit ini dengan sapantesnja.
"Djangan koewatir!” sahoet gouverneur:" satoe karoeng jang paling baroe, nanti dipergoenaken aken dia ini.”
"Apa dia misti dikaroengken di hadepanmoe, Toewan?” kata cipier pada gouverneur.
"Ja,” sahoet Grouverneur: "tapi biarlah kaoe berlakoe dengan sigra: kami tida bisa diam antero hari di sini.”
Kombali Dantes dengar soewara kakinja orang-orang jang berdjalan pergi dan jang berdjalan