Halaman:Hidoep.pdf/78

Halaman ini telah diuji baca

72

TJERITA ROMAN

bang-kembang jang tjantik, jang djadi kesoeka'an dari Tiong-gie.

„Doeloe, tatkala akoe tanem ini kembang-kem­bang, akoe pikir itoelah ada boeat ia” begitoelah Tjiap memikir. „Dan sekarang, setelah berkem­bang, soedah barang tentoe ada boeat ia djoega ......”

Setelah tjoekoep memetik, ia masoek ka dalem kamarnja Tiong-gie dan gantiken kembang jang lama itoe dengen jang ia baroe petik.

Koetika Tiong-gie menegor: „Tjiap, begini malem, kenapa kaoe ganti'in kembang?” Ia laloe mendjawab: „Malem? Apa kaoe tida liat, 'nko, doenia berobah begini permei, kaoe bertinggal di randjang sadja .......” Dan Tjiap, seperti biasa, ia laloe lari kloear, kapan Tiong-gie bangoen dan aken tjekel padanja, lari ka loear, memandeng pemandengan alam jang soenggoeh indah, jaitoe teraling oleh itoe oedjan jang toeroen rintjik-rintjik, tjakrawala tertampaknja sanget eilok, itoe bintang-bintang jang tadinja tjoema tertampak seperti koenang-koenang, sekarang tertampak sebagi bola-bola raksasa, berpoeterpoeter sebagi lagi bermaenan di atas oedara de­ngen sinar-sinarnja jang bérobah begitoe per­mei....

Setelah kenjang memandeng keindahannja sang alam, ia laloe inget kombali kepada Tiong-