Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/262

Halaman ini tervalidasi

741

Hai Gijar den penjamoen djangan banjak bitjaramoe, djikaloe telah soedah pata hoedjoeng pedangkoe, maka di sanalah aken angkau memboenoe akoe.

Setelah itoe ketoędjoenja penjamoen itoepoen sanget marahnja, maka laloe mengoenoes pedangnja masing-masing, serta memerang kepada tiga orang itoe, maka laloe djadi motong memotong, maka seorang poen tijada jang tiwas.

Setelah itoe maka anak radja poen memerang penjamoen itoe kedoewa kakinja, maka laloe menggero-gero seperti sampi di gorok tenggorakannja.

Setelah penjamoen itoe melihat hal temennja tiwas itoe, maka laloe bertampik, katanja: Hai kawan-kawan tiwaslah soedara kita di perangnja oleh orang ini.

Setelah soeda bertampik, maka dengen sekoetika keloewarlah segala penjamoen ampat ratoes orang banjaknja, den masing masing membawa sendjatanja soewaranja betoel seperti boeroeng koesapi jang keloear dari lobang goewanja masing masing memboeroe dengen sendjata terhoenoes.

Setelah di lihat anak radja hal itoe, maka laloe larilah dengen sigranja ketiga hambanja.

Maka segala penjamoen bertampi, katanja: Pegat! pegat! den anak radja poen lari masoek kedalem negri kombali boekan, kerna takoetnja, den lagi djikaloe sebab di pandjangken akalnja, kerna djikaloe ija melawan nistjaja ijalah, sebab