- 49 -
bitjara dan tida bisa tidoer, pendek tida bisa berboeat apa-apa sama sekali, sedang kepaianja terasa poejang seperti terpoetar.
Ia melakoekan permandian kemaloean tiga kali sehari, dari setengah sampe satoe djam lamanja, dalam 8 hari soedah bisa moelai djalan lagi, dan sesoedahnja ampat boelan penjakitnja telah djadi baik, tjernanja djadi betoel seperti bjasa.
No. 40.
Orang perempoean boenting berasa sakit, badan lemas dan tida mempoenjai kekoeatan.
Satoe Njonja isternja toekang kebon, soedah toedjoe kali dapat boenting, tapi jang paling belakang ini, badannja antero merasa sakit tida karoean, amat lemas dan kakinja selaloe merasa dingin.
Dari sebab saban beranak selaloe ada soesah, maka boeat jang ketoedjoe kalinja ini, ia djadi sanget koeatir dapat kesoesahan atau bahaja.
Lantaran ini maka ia lantas melakoekan permandian kemaloean 3 kali saban hari setengah djam lamanja, dan sesoedahnja itoe lantas dibikin djalan-djalan dipanasnja matahari. Setelah 8 hari ia poenja kekoeatan djadi bertambah, dan 3 boelan kemoedian bersalin dengan gampang, tida dapat soesah lagi seperti jang doeloe-doeloe, sampe hal ini membikin doctor jang biasa merawatin padanja djadi heran.
No. 41.
Penjakit peloeh.
Satoe toean, lantaran diwaktoe moedanja terlaloe soeka pelesir, setelah setengah toeah badannja djadi koerang koeat dan pelakiannja djadi peloeh tida bisa bergerak. Roepa-roepa obat soedah dipake, tetapi tida ada goenanja.
Setelah ia meiakoekan permandian rendaman peroet dan kemaloean tiga kali saban hari berganti-ganti, dalam 6 minggoe badannja soedah merasa koeat, dan tida lama kemoedian ia kembali mendjadi satoe lelaki jang sedjati.