Negeri Belanda, menudju ke Rusia) tiba di Jogjakarta. Kedatanganaja bersama-sama dengan seorang lewat tengah tua, bernama Suparto, jang kemudian ternjata adalah Muso, seorang djago P.K.I. jang sedjak lama meninggalkan Djawa Timur.
17 Agustus, Presiden Sukarno memberi pengampunan kepada 145 orang Pemimpin jang ditangkap karena mengambil bagian dalam peristiwa ,,3 Djuli". Benteng Vredesburgh dihantjurkan setjara simbolis. Jang mendjalankan upatjaranja Ki Hadjar Dewantara.
22 Agustus, dalam rapat umum di Alun-alun, Muso menuntut supaja perundingan antara Pemerintah R.I. dengan Belanda dihentikan, clan barang milik Belanda jang ada di Indonesia, disita semua.
28 Agustus, dilangsungkan konggresaja para Dokter peajakit mata, di Ibukota Jogjakarta.
18 September, berhubung dengan meletusnja peristiwa Madiun, dalam Ibukota Jogjakarta dilakukan banjak penangkapan. Sementara itu semua Alat Kekuasaan Negara dikerahkan, untuk menghadapi segala kemungkinan.
1 Oktober, dalam amanatnja ditjorong Radio, Presiden Sukarno menjatakan, bahwa ,,Pembrontakan Musa, adalah tragedie Nasional".
5 Oktober, Hari Angkatan Perang III, dirajakan besar-besaran . Diadakan parade di Alun-alun. Dalam amanatnja jang diutjapkan pada perajaan itu, antara lain Presiden Sukarno meajatakan harapanaja ,,Supaja perkembangan Angkatan Perang menudju kepada kesatuan Komando, sedang sifat pertaharran, harus berdasarkan ,,Pertahanan Rakjat".
12 Oktober, Goodwill Mission Pakistan tiba di Ibukota Jogjakarta. Maksudnja jang terpenting untuk merapatkan persahabatan.
15 Oktober, Mr. Cochran, Sutan Sjahrir dan Darmasetiawan tiba di Jogjakarta.
4 Nopember, Wk. Presiden Hatta menjatakan bahwa suasana politik sangat djelek, mengingatkan keadaan suasana sebelum 20 Djuli 1947.
- Stikker datang, untuk merundingkan beberapa soal png berkenaan
dengan ,,Perundingan Kaliurang".
17 Nopember, Djendral Major Urip Sumohardjo, meninggal dunia dalam us1a 55 tahun.
2 Desember, Mr. Cochran mendjemput Wk. Presiden Hatta, untuk mengadakan perundingan di Djakarta.
7 Desember, Mr. Chritchley datang, perlu mengundjungi Wk. Presiden Hatta. 19 Desember, Tentara Belanda menjerang Ibukota Jogjakarta. Tentara pajung mereka turun didekat kota. Pada waktu itu di Gedung Negara sedang diadakan sidang Dewan Menteri, antara lain mengambil putusan: Menteri Kemakmuran Mr. Sjafrudin Prawiranegara jang kebetulan ada di Sumatera, diberi kuasa untuk mendirikan Pemerintahan R.I. Darurat.
- Perintah sematjam itu djuga diperintahkan kepada Mr. Maramis clan
Dr. Soedarsono, jang kebetulan ada di Luar Negeri.
- Sedjak itu Ibukota Jogjakarta diduduki Tentara Belanda:
- Presiden, Wk. Presiden, Sutan Sjahrir, H.A. Salim clan lain-lain pembesar R.I. ditangkapinja.