27 Djuli, sembahjang Idul Fitri besar-besaran di Alun-alun U tara, Presiden Sukarno clan Wk. Presiden Hatta turut serta djuga. 1 Agustus,Wk. Presiden Hatta clan Sri Sultan -Hamengku Buwono IX berangkat ke Djakarta. Dilapangan terbang disambut oleh rakjat Djakarta dengan penuh kegirangan luar biasa sekali. Kedua Pemimpin Besar itu setelah turun dari kapal udara terus didukung rakjat. Pekik merdeka mengguntur hebat sekali. 3 Agustus, Penglima Tertinggi memerintahkan ;,Penghentian Permusuhan".
- Sri Susuhunan Paku Buwono XII clan Sri Mangkunegara tiba di Ibukota Jogjakarta, untuk menerima keangkatan beliau mendjadi anggauta
penasehat konperensi K.M.B.
- Palar Wk. Pemerintah Republik Indonesia di P.B.B. tiba.
- Ki Hadjar Dewantara diangkat mendjadi Wk. Ketua Dewan Pertimbangan Agurrg.
9 Agustus, Wakil dari Palang Merah Internasional tiba. ·* Sri Paku-Alam dilantik sebagai Letnan Kolonel.
- Sri Paku-Alam VIII dilantik mendjadi Gubernur Militer V.
16 Agustus, Sri Sultan Hamengku Buwono IX membuat amanat, maksudnja untuk memelihara Kemerdekaan, jang sangat penting harus kita dapat memelihara kesatuan bangsa kita seluruh Indonesia. Sedang kepada para Pemimpin diperingatkan supaja insjaf atas kesalahan-kesalahan dan kekurangan-'kekurangannja jang telah lalu, kedjudjuran harus merupakan pegangan dalam melakukan dharmaaja, memimpin rakjat. 25 Agustus, Ir. R.M. Soepardi Prawironegoro clan Dr. Helmi, diutus kekonggres Ecafe jang diadakan di Bangkok. 27 Agustus, konperensi Wanita seluruh Indonesia.
- Wakil Dir. Indian Overseas Bank, tiba di Jogjakarta untuk membitjarakan kemungkinan-kemungkinan memhuka tjabang kantor di Indonesia.
8 Oktober, konperensi Palang Merah seluruh Indonesia. 15 Oktober, konperensi Pendidikan Antar Indonesia. 1O Nopember, Pemerintah memberi tanda djasa kepada 300 Gerilja, berupa Bintang Kehormatan. 14 Nopember, Wk. Presiden Hatta tiba, dari Negeri Belanda. 22 Nopember, konperensi Tani seluruh Indonesia. 29 Nopember, lahirnja Kota-pradja dan D. P.R.-nja. 30 Nopember, menteri Belanda: Stikker datang di Ibukota Jogjakarta, untuk menghadap Presiden. 6 Desember, sidang pleno K.N.I. jang dilangsungkan di Pagelaran, menenma baik tentang persetudjuan K.M.B. 7 Desember, umat Katholiek seluruh Indonesia membuat konggres. 16 Desember, wakil-wakil dari Negara bagian membuat sidang di Bangsal Ke- patihan, dengan suara bulat mereka memilih Bung Karna mendjadi Presiden R.I.S.
166,