Sedjarah Kota Jogjakarta.
(oleh: Dannosugito)
PERMULAAN KATA.
KESULITAN-KESULITAN jang saja alami dalam mengerdjakan ,,Sedjarah Kota Jogjakarta", jang terutama terletak kepada bahan-bahan jang dapat memberikan kesempurnaan hingga tulisan ini bisa dipertanggungdjawabkan, untuk mengisi kekurangan-kekurangan sedjarah dan perkembangan kehidupan-bangsa Indonesia pada umumnja, penduduk Jogjakarta pada chususnja, karena bagaimana djuga saja· berusaha mentjari kebutuhan-kebutuhan itu, dengan bantuan beberapa ahli sedjarah, terutama dari fihak Radya Pustaka di Solo, Kawedanan Kapudjanggan di Jogjakarta, Djawatan Kebudajaan P.P. dan K. di Jogjakarta, masih djuga tidak dapat bahan-bahan jang·sempurna, karena dokumen-dokumen jang perlu untuk bahanbahan sedjarah kurang mentjukupinja. Dari orang-orang tua jang saja pandang masih memperhatikan akan sedjarah, saja dapati djuga beberapa dongengan (legende) jang berhubungan dengan sedjarah Jogjakarta dan Kotanja, tetapi sebagai kebiasaan dongengan-dongengan didalam masarakat kita jang berkenaan dengan sedjarah atau tambo, pada umumnja tidak dapat diterima: _mentah-mentah sadja, sebab umumnja mempunjai ,,inti sari" jang lebih mendalam, jang hanja bisa dimengerti oleh orangorang jang tahu banjak tentang dasar kehidupan dan penghidupan suku Djawa sadja. Dengan demikian sulitlah rasanja didjadikan bahan dalam membentuk sedjarah dalam arti jang sebenarnja.
Disamping itu, saja dapati djuga beberapa bahan dari buku-buku sedjarah, tulisan ahli-ahli sedjarah bangsa asing, diantaranja PROF. P. J. VETH, JACOB MOSSES, HARTINGH, W. H. VAN OSSENBERCH; Tijdschrift voor Nederlands Indie dan lain-lain: Tetapi tulisan-tulisan itu tidak akan bisa dipisahkan dari pada ,,pandangan" dan ,,alam pikiran asing", dalam- rnenghadapi suatu tanah jang sangat diinginkan supaja pengaruh politik dan kekuasaannja dapat mengusir rasa-rasa kebangsaan dan rasa menentang jang masih ada didalam kehidupan kita. Dengan demikian bila diselami dalam-dalam, tulisan-tulisan itu inti sarinja tidak lebih dan tidak kurang hanja inti merupakan usaha atau tipu daja, supaja kedudukan mereka disini makin mendjadi kuat.
Salah satu bahan jang umumnja dipandang bisa memberi pertolongan banjak, adalah Babad Gianti, sebab didalam kitab tambo ini, membuat segala gerak-gerik jang bertalian rapat dengan lahirnja Jogjakarta. · Tetapi berpegang kuat-kuat pada kitab tambo inipun rasanja masih kurang tepat, karena sedjarah lahirnja tambo ini sendiri djuga sudah tidak murni, sebab pendapat dan pikiran serta apa jang diketahui oleh marhum Kiai Josodipuro, Pudjangga di Surakarta, dan beberapa orang lagi Pudjangga ' di Jogjakarta jang sama membantu menulis Ba bad Gianti, tidak semuanja boleh diu'inumkannja, sebab lebih dahulu harus mendapat persetudjuan dari pihak Vereenigde Oost Indisch Compagnie) pihak jang berkeinginan keras untuk menjembunjikan ,,noda-noda dan kedjelekannja", sebaliknja berkeinginan keras supaja kedudukannja disini dipandang sebagai ,,panggilan sutji, untuk mendidik dan menolong kesulitan-kesulitan Negara dan rakjat Mataram".
Kalau masih ada satu-satunja harapan saja dalam menghadapi kesulitankesulitan itu, adalah meneliti sendiri tentang bekas-bekas atau tempat-tempat jang