— 134 —
satoe toko boekoe dan beli satoe tijdschrift bersama satoe lembar soerat kabar Bon Soir.
Itoe malem sahabisnja dahar sore, Landru doedoek menoelis soerat-soerat pada adresnja Caillard, samentara Marie doedoek di hadepan medja toelisnja Landru sembari batja soerat kabar jang baroesan ia beli.
Roepanja dalem itoe soerat kabar ada dimoeat toelisan apa-apa jang menarik pikirannja Marie, kerna alisnja ada kaliatan ditekoek. Sakoenjoeng-koenjoeng ia taro itoe soerat kabar di pangkoeannja dan ia pandang roepanja Landru beroelang-oelang. Landru jang sedeng doedoek menoelis tida liat Marie awasken. ia. Marie padoe roepanja Landru dengen roepanja satoe pendjahat jang lagi ditjari oleh politie di Parijs dan ada dipetaken roepanja pendjahat itoe dalem soerat kabar terseboet.
„Sama betoel," kata Marie dalem hati sendiri.
Soepaja bisa batja kadoea kali dengen tida dikatahoei oleh Landru, maka Marie laloe naek ka loteng, masoek ka kamarnja, di mana ia laloe batja lagi sekali itoe toelisan. „Siapa itoe Raymond Diard, pemboenoehnja njonja Cuchet dan André ?" menanja Marie pada diri sendiri. Siapa ini Papa Lulu jang roepanja sama betoel dengen Raymond Diard jang ditoetoerken ?"
Marie de Layons merasa serba soesah. Ia menjesel sekali soeda beli itoe soerat kabar jang memboeka resianja itoe lelaki pada siapa sekarang dirinja soeda teriket oleh satoe pertjintään. Marie rasaken dadahnja sesek, ia lepas dirinja di atas pembaringan, dari badannja ada kaloear. karinget dingin.
„Tida! Tida boleh djadi!" kata Marie achir-achir pada diri sendiri. la sangkal dan bantah pikirannja sendiri. „Tida boleh djadi. Lucien jang roepanja bagitoe pendiam, bagitoe alim dan bagitoe baek hati, tida bisa djadi soeda lakoeken itoe pemboenoehan atas dirinja saorang prampoean."
Tapi perlahan-perlahan Marie moelai inget kombali pada segala perboeatannja Landru sedari ia bersama-sama tinggal di Gambais. Semingkin ia pikirken hal itoe, semingkin hatinja merasa sangsi. Achir-achir ia ambil poetoesan aken tanja sendiri pada Landru tentang itoe kabaran jang membikin pikirannja pepat dan dadah-