— 4 —
goerem oleh itoe mega dari kadoeka'an jang sekarang melipoeti kalboekoe. Itoe soeal jang kakanda pikirken ada begitoe soeker, roewet, samar dan gaib, hingga tida goenanja aken saorang istri menjiksa ingetannja sendiri dengen toeroet perhatiken itoe.
Yashodhara : — Toeankoe ! pertjajalah, djoestroe lantaran tida diberi taoe soeal apa jang telah merampas kasenangan hati toeankoe, maka adinda bersama sa'antero isi astana djadi berada dalem kakoeatiran dan kabingoengan ; kita-orang aken alamken kadoeka'an jang djaoe lebih heibat dari-pada djikaloe kakanda toetoerken itoe soeal jang, biarpoen bagimana soeker dan roewet, adinda nanti tjoba aken fahamken.
Siddhartha (bengong memikir) : — Kakanda nanti tjoba petjahken ini resia dengen satjara jang paling saderhana soepaja bisa dimengarti oleh dewi-koe jang moelia. Itoe soeal, jang dalem ini bebrapa hari menindes keras pada hati dan soemangetkoe, ada tertampak di dalem itoe koempoelan boenga. (Menoendjoek dengen djarinja ka djoeroesan pot-pot dari boenga roos jang tadi ia awasin).
Yashodhara (terkedjoet) : — Ada apakah salahnja ini boenga? (menghamperi itoe pot-pot dan mengawasi dengen terliti pada itoe boenga-boenga roos). Adinda tida dapetken apa-apa disini jang bisa menimboelken kadoeka'an. Liat lah, ini boenga-boenga samoea ada begitoe indah, seger dan haroem! (Petik satoe tangke, teroes ditjioem). Liatlah, kakanda, bagimana sedep dan semarboek kaharoemannja ; bagimana indah, seger dan montok lembar-lembarannja, dan bagimana menarik warnanja jang merah dadoe!
Siddhartha (tersenjoem tawar, madjoe bertindak sampe deket sekalih dengen itoe pot, laloe djoempoet dari dasarnja bebrapa lembaran dari