— 43 —
perbaikan ekonomi, sosial dan politik dengan meroegikan kapital besar. Dan ini boekanlah perbaikan ketjil-ketjil jang didjalankan perlahan-lahan oleh kaoem boerokrat, tetapi perobahan radikal, jang dikerdjakan dengan tjepat dan praktis dibawah pimpinan dan pengawasan wakil-wakil rakjat.
(Pentjoeri2 seperti pada Peroesahaan Beras di Selat-Djaran danlain2 peroesahaan pemerintah, semoestinja tidak dihoekoem dengan pemetjatan jang „tidak hormat", seperti biasanja dilakoekan atas pentjoeri ketjil-ketjil2!
Toean-toean jang berboeat begitoe jang digadji oleh rakjat tapi meroesakkan peroesahaan rakjat, semoeanja haroes digantoeng „denganhormat ").
Kalau kelak wakil-wakil Rakjat dapat mengadakan islah jang njata rakjat akan merasa, bahwa matereel dan moreel mereka soenggoeh bertambah madjoe, dan soal Bendera (terdjadjah atau terlepas dari Belanda) akan dilengahkan sementara waktoe. Boekan karena soal itoe tidak penting, tapi karena kesoekaran jang besar-besar dapat disingkirkan dan tjita2 politik sebagian besarnja dapat disoenggoehkan.
Kita tidak akan memperbintjangkan hal bentoek pemerintahan jang akan diadakan seperti jang digambarkan diatas. Soal itoe adalah soal angan-angan dan soesoenan pemerintahan negeri jang disandarkan kepadanja „pertimbangan teoretis” belaka.
Pati soal itoe, apakah imperialisme Belanda akan sanggoep kelak mengadakan islah-islah jang njata. Djika sekali lagi kita ingat djoerang pertentangan Belanda - Kapitalis dengan boeroeh Indonesia, ketiadaan boerdjoeasi boemipoetera kedaifan dalam hal keoeangan dan kepitjikan politik imperialis Belanda, pertanjaan itoe dengan tidak menanggoeng risiko banjak dapat kita djawab dengan „moestahil”.
Kesimpoelannja, segala kerewolan, tentang perobahan pemerintahan negeri di Indonesia jang sekarangsedang ramai diperbintjangkan oleh orang-orang pintar dan boerokrasi Belanda itoe memboeang-boeang waktoe pertjoema.
Djika Rakjat Indonesia satoe waktoe memperoleh Badan Perwakilan Rakjat, nistjaja ini boekan „koernia dari atas”, melainkan disebabkan „desekan koeat" dari bawah.
VIII. REVOLOESI DI INDONESIA.
a. Kemoengkinan besar akan timboelnja Revoloesi.
Masalah politik, ekonomi dan sosial jang moengkin menimboelkan revoloesi di Indonesia rasanja ta' perloe kita koepas lagi, karena soedah beberapa kali kita terangkan diatas. Tjoekoeplah kesimpoelan jang dibawah ini:
- Kekajaan dan kekocasaan soedah tertoempoek kedalam genggaman beberapa orang kapitalis.
- Rakjat Indonesia semoeanja makin lama semakin miskin, melarat, tertindas dan terkoengkoeng.
- Pertentangan kelas dan kebangsaan makin lama semakin tadjam.
- Pemerintah Belanda makin lama semakin reaksioner.
- Bangsa Indonesia dari sehari kesehari semakin bertambah kerevoloesionerannja dan ta' „mengenal damai”