— 106 —
mentreak kemoedian: „Hoeree, liat kita berdoea di sini!”
Ia kliatannja tida sempet sekali, sampe ia tida mendoesin, njang langit soeda beroba. Awan item njang tadi kliatannja di sebla koelon, soeda ampir ada di atas kepalanja, langit mendjadi mendoeng, kilap njang beroelang-oelang berkredep srenta gloedoek njang sebentar-bentar bermoenji, mengoetaraken njang oedjan lantas bakal toeroen, en........ sang oedjar betoel toeroen.
Sekoenjoeng-koenjoeng HOK OEN inget pesenan papanja tentang adenja en dari GOAN OEN poenja penjakit njang blakangan. „Kita moesti poelang !” berkata ia en tida menginget di mana ia berada ia krapak-kroepoekan sampe GOAN OEN ampir sadja djato. Tjepet-tjepet ia pegang adenja njang ampir sadja terpleset en moelain merangkang lagi. Tetapi apa tjilaka, itoe tjabang njang roepanja tida koeat en njang tadi memang soeda kreat-kreot sekarang mendjadi bengkok betoel, berkreot lagi sekali, en........ pata, dan ketjemploeng di empang, sama-sama dengen moeatannja.