Halaman:PDIKM 691-04 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe April 1927.pdf/11

Halaman ini tervalidasi

A. G. G.

29



lebih faham; demikian djoega segala kitab-kitab jang akan diadjarkannja itoe diperiksa lebih dahoeloe oleh orang jang pandai-pandai.

Sebab itoe timboellah ingatan oleh Kantoor Inspectie akan menanjan perkara agama disekolah-sekolah Gouvernement ?

Soepaja pengadjaran itoe dapat dipimpin oleh orang jang pandai2 dan menambah radjinnja moerid2 datang kesekolah.

Tentang pertanjaan itoe soedah djoega didjawab oleh Engkoe2 Schoolopziener jaitoe :

Sangatlah baiknja djika disekolah-sekolah Gouvernement diadjarkan perkara agama, sebab :
1e. Menambah keradjinan moerid-moerid datang kesekolah, ilmoe doenia dapat, achiratpoen dapat.
2e. Bertambah rapat kepertjajaan orang negeri kepada pemerintah, sebab orang negeri berpikir, bahwa pemerintah telah menolong poela memadjoekan agamanja.
3e. Djalannja pengadjaran itoe tentoelah teratoer dengan baik.

Tetapi ada poela soesahnja, karena pada satoe-satoe negeri, orang negeri berpartij-partij, kaoem moeda dan kaoem koeno; djadi manakah jang akan diadjarkan ? Apalagi perselisihan itoe boekan tentang agama sadja, melainkan soedah sampai kehati dan keroemah tangga.

Sebab itoe minta Engkoe-Engkoe akan menimbangnja dengan dalam2

Tentangan ‘adat dan bahasa Minangkabau, soedah dioeraikan oleh padoeka toean Inspecteur dan Toeankoe-toeankoe Demang, bagaimana baiknja djika diadjarkan dalam sekolah-sekolah kelas II.

Amat djanggal benar djika orang Minangkabau tidak pandai meletakkan kata-kata dalam bahasa Minangkabau; seperti mengatakan :

”Ba’ membao kambing keair, sagan bertanjo sasek didjalan. Jang benarnja Ba’ mairik kambing keair. Maloe batanjo sasek didjalan, sagan bagalah hanjoet sarantau.

Kesalahan itoe asalnja karena tidak dipeladjari dengan sedalam-dalamnja tentangan bahasa Minangkabau itoe, hanjalah dengan tiroe-tiroean sadja. Sebab itoe sekarang Engkoe-engkoe timbanglah dengan sedalam-dalamnja, apa baikkah diadjarkan disekolah-sekolah kelas II bahasa Minangkabau dengan ‘adatnja, atau tidak baik ?

Kalau baik, apa bahasa Minangkabau kah djadi voertaal dan bahasa Riau seperti leervak sadja, atau kebalikannja; minta Engkoe-engkoe akan menerangkan dengan sebab-sebabnja jang sah.—