— 236 —
marika maoe njataken siapa adanja marika berdoea poenja diri, dan njataken djoega maksoed nja, soepaja An-peng tida merasa koeatir.
„Itoelah betoel," kata Tjhie Seng.
Sorenja dari ifoe hari, sasoeda semoea soldadoe dan pahlawan-pahlawan balik ka tempat sendiri, Song An-peng djoega balik ka tempat dimana itoe doea Tjoetjiang ada berdiam. Di sitoe Houw-jan Giok lantas panggil dan silaken doedoek.
Bermoela Song An-peng tida brani, tapi satelah dipaksa dan Tjhie Seng kata ada apa-apa jang maoe dikasi taoe, maka An-peng lantas doedoek di sampingnja itoe orang jang djadi ia poenja chef.
„Apa kaoe kanal siapa adanja kita berdoea?" tanja Houw-jan Giok.
„Ja, rasanja akoe pernah liat," saoet, n-peng: tapi loepa di mana dan di waktoe kapan telah bertemoe."
„Akoe ini jalah Siangping Houw-jan Tjiak poenja anak, jang bernama Houw-jan Giok," kata itoe orang moeda jang kenalken dirinja. — Kamoedian sambil menoendjoek pada Tjhie Seng ia terbesken perkatahannja:
„Ini ada akoe poenja soedara angkat, nama Tjhie Seng, poetranja Kim-tjio-tjioe Tjhie Leng, djadi kita ini masing-masing poenja ajah, doeloe