— 530 —
depan sambil berloetoet, membri taoe maksoed kedatengannja jang terseboet di atas.
,,Bingkisan apakah itoe?” kata Tjioe Thong jang lantas prenta orang preksa.
,,Oh, satoe bingkisan loear biasa,‘’ kata Bok Tjoen jang sasoedanja pergi liat: ,,batang jang dipersembaken itoe ada saekor oeler besar.”
,,Oeler besar?” mengoelangi Tjioe Thong dengen heran: ,,oeler besar? ..... he!"
Sigra djoega pembesar ini pergi meliat jang satelah sampe ia djadi moendoer kombali dengen kaget.
Oeler itoe besarnja seperti poehoen pinang, pandjangnia ada kira-kira sapoeloe toembak dan kapalanja ada sabesar gantang tengahan. Tapi itoe binatang kaliatannja saperti soeda pajah, sebab kaloe oeler jang segar pastilah angkat-angkat kapala dengen agak seperti hendak menggigit pada orang jang deketi padanja.
Atas pertanjahannja Tjioe Thong, perloe apa ini oeler dianteri padanja; orang itoe menjaoet: oeler ini pendoedoek di sini seboet Pasi, dagingnja ada begitoe enak, wangi dan empoek. Boekan sadja dagingnja oeler Pasi ada djadi satoe santapan jang lesat boeat djadi temennja arak, hanja oran-orang jang tjoba dahar ini makanan loear biasa, beroleh seger waras dan djaoe penjakit.
Sedeng djantoeng dan hatinia boleh digoenaken boeat djadi obat jang amat moestadjeb boeat pe