— 68 —
soepaja koelman itoe boleh makan roempo t, sedeng ia laloe memandang ka atas itoe goenoeng jang indah.
Sembari memandang kabagoesannja alam, ini orang gaga jang bekas djadi panglima raba-raba toeboenja dan berkata:
„Baroe sekarang akoe merasa, jang toeboehkoe ini ada kapoenjahan koe sendiri. Pada kamaren-maren ini, akoe tija boleh bilang jang ini badan ada djadi kapoenjahankoe salamalamanja, kerna kaloe tida kena golok, tentoe kena pana atawa laen sendjata, jang membawa pada adjalnja.
„Sabetoelnja memang tida bergoena itoe pakean kabesaran, hanja sapoeloe kali ada lebi baek tinggal di ini tempat soenji, kendati sa_tiap hari tjoema dahar sadja halimoen atawa emboen, toch pengidoepan ada lebi senang dari pada memangkoe djabatan besar.“
Salagi ia berkata-kata, dari atas goenoeng ada kaliatan satoe Todjia jang lagi mendatengi. Orang pertapahan itoe ada pake badjoe jang tida terkantjing, hingga peroetnja jang besar bisa kaliatan tegas. Di tangannja ada mamegang saroepa tetaboean jang diseboet Hiko Tjianpan, ia buenjiken itoe tetaboean sambil, menjanji begini:
„Doenia loewas, boemi lebar, tapi gelap sanantiasa,