Halaman:Si Umbuik Mudo.pdf/104

Halaman ini belum diuji baca

beranjaklah buyung dari situ, pindah ke kursi emas ini, janganlah buyung duduk di situ, tidak baik dilihat orang.” Menjawab Si Umbuik Mudo, “Duhai bapak kata denai, menurut pikiran hati denai, patutlah denai duduk di sini, mengapa denai harus beranjak, apalah yang lebih pada denai, apa ubahnya dengan di sini, mengapa denai duduk di situ.” Berkata Bapak si Galang, “Duhai Buyung Umbuik Mudo, andai boleh harap dan pinta, perkenankanlah pinta bapak, buyung menikah sekarang jua, dengan Puti Galang Banyak.” Sedangkan si Umbuik Mudo, mendengar kata demikian, berkata sedang terkejut, “Duhai bapak kata denai, beserta ninik mamak denai, yang duduk di rumah ini, ampunkan denai banyakbanyak, dengarkan denai beribarat, Lurus jalan ke kampung Cina Beri bertonggok batang padi; Terimalah sembah si dagang hina Letak di bawah telapak kaki. Anak keling berbaju satin Sudah satin coklat pula; Denai hina lagi miskin Sudah miskin melarat pula. Empelas daun ke Loyang Ditoreh baru dijemur; Si Galang emas denai Loyang Di manalah mungkin bercampur baur. Dengarkan sebuah lagi, “Denai elok karena kain dipinjam, sungguhpun denai besar, besar karena terbawa ruas, sungguhpun denai kaya, kaya karena emas bawaan, untuk gelang kakinya tidak sampai, tergesek akan diempelasnya, tertonggok akan dikiraikannya, terbawa akan dikembalikannya, oleh Puti Galang Banyak.”

93