39
Timoer Raya.
Ketika saja di Singapoera tanggal 8 boelan 12, tahoen 1941, beloem lagi wasit memboenjikan feluitnja tentera Djepang tiba - tiba menjerang Inggeris di Malaja dan . . . . . . goal ! ini artinja bushido ialah „mentjido” alias berchianat. Kalau Djepang berkenalan dengan orang lain maka dia oetjapkan , „haijimete o meni nakarimasu” Artinja kira - kira „saja memperamati wadjah toean hamba sambil melajang di oedara”. Biasanja dioetjapkan dengan moeka tersenjoem. Tetapi kakinja si Djepang tadı siap boeat menjewet kaki kenalannja tadi, apalagi kalau si Kenalan tadi ialah seorang „gendjoemin bagero”. Benar poela kalau si Kenalan tadi soedah tertelentang, karena bushidonja si Djepang. maka si Djepang memang berada tinggi dioedara memperamati kekajaan si Indonesia jang soedah djatoeh tertelentang tadi. Berapa banjaknja pelajan jang djadi mangsanja politik sekeloearga doenia. Tentera Djepang perloe heio Indonesia, kempei—ho Indonesia dan lain - lain. Mereka perloe boeat pembantoe tentera Djepang diloear Iadonesia, dan kelak sehabis perang terhadap moesoeh Djepang didalam Indonesia. Semoea „ho” alias pembantoe itoe lebih „bagoes” kalau dididik dari ketjil.
Lebih „bagoes” poela kalau anak didikan itoe mempoenjai darah „Yamato”, ialah toeroenan Djepang. Entah berapa riboe banjaknja tentera Djepang memperoleh „toeroenan” di Indenesia selama dia berada di Indonesia.
Boeat melakoekan kemakmoeran bersama dalam Asia Timoer Raya itoe dari Poetera, ke Hokookai dan achirnja ke „djandji” Merdeka dikelak dikemoedian hari.
Kemerdekaan itoe ialah boeat „kelak kemoedian” hari. Kemerdekaan itoe berbahaja boeat Djepang, ka.