Sistem Kesatuan Hidup Setempat Daerah Bali/Bab 5

GAMBARAN UMUM

Pimpinan masyarakat adalah satu unsur yang penting peranannya dalam suatu komunitas kecil, karena faktor pimpinan kadang-kadang merupakan faktor yang menonjol dalam penampilannya. Karena itu pembicaraan suatu komunitas sebagai suatu kesatuan tidak dapat dipisahkan dengan pembicaraan pimpinan sebagai bagian dari kesatuan tersebut. Komunitas kecil sebagai suatusistem mempunyai beberapa sub sistem yang lain, seperti bentuk dari komunitas tersebut, pelapisan sosial, pimpinan masyarakatnya dan sistem pengendalian sosialnya.
Seorang pimpinan dalam masyarakat yang berbentuk komunitas kecil bisa merupakan suatu kedudukan sosial, di samping bisa juga merupakan suatu proses sosial sejalan dengan perkembangan masyarakat sendiri. Sebagai suatu kedudukan sosial, pimpinan itu merupakan suatu kompleks dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dapat dimiliki oleh orang (pemimpin, kepala ketua, panglima raja dan lain-lainnya), atau oleh suatu badan (pengurus, pemerintah). Sedangkan sebagai suatu proses sosial, pimpinan itu meliputi segala sepak terjang yang dilakukan oleh orang-orang sebagai pemimpin tahu badan-badan yang bertindak sebagai pimpinan untuk menggerakkan warga masyarakat dalam peristiwa-peristiwa kemasyarakatan. Segala gerak tersebut berjalan sebagai suatu proses dari memutuskan, merencanakan, menjalankan keputusan sampai pada mengawasi akibat-akibat dari keputusan-keputusan yang diambil (17, 180).

Selanjutnya pimpinan itu sendiri meliputi dua unsur penting yang diperlukan dalam menjalankan proses kepemimpinan tadi yaitu unsur kekuasaan atau power dan unsur wibawa atau authority. Dan kadang-kadang di luar kedua unsur itu yang merupakan perwujudan sifat-sifat tertentu dari kepemimpinan masih ada satu unsur yang memegang peranan dalam kepemimpinan yaitu unsur kepopuleran sebagai suatu sifat yang dimiliki oleh seorang pemimpin, dan disenangi oleh banyak orang.

Bentuk-bentuk dan sistem pimpinan dalam setiap komuniti kecil juga dibedakan atas kepemimpinan yang kadangkala, pimpinan kadangkala dimaksudkan sebagai pimpinan yang terbentuk atau terpilih dalam suatu komunitas kecil ketika saat dan keadaan tertentu memerlukan kehadiran seorang pemimpin, dan orang

yang mahir dan sanggup segera menampilkan diri sebagai pemimpin. Pimpinan terbatas di sini dimaksudkan sebagai pimpinan suatu Komunitas kecil yang secara tetap memangku jabatan pimpinan walaupun kewajibannya kurang atau amat terbatas hanya pada keadaan tertentu dalam gerak masyarakat tersebut. Biasanya pimpinan macam ini mendapat kedudukannya secara pewarisan turun temurun dari nenek moyang mereka. Pimpinan mencakup adalah pimpinan yang kekuasaan tidak hanya pada lapangan-lapangan kehidupan yang terbatas atau tertentu saja tetapi mencakup beberapa bahkan sebagian besar lapangan kehidupan masyarakat. Pimpinan semacam ini biasanya didukung oleh suatu kewibawaan yang besar, bahkan kadang-kadang dilengkapi oleh tanda-tanda atau simbol-simbol resmi yang menyatakan atau memberi tanda kepada kepemimpinan mereka. Karena itu pimpinan seperti ini harus berasal dari suatu kelompok tertentu yang memberikan dukungan kepada kepemimpinan mereka.

Pimpinan pucuk adalah pimpinan yang mempunyai kekuasaan yang besar yang kadang-kadang meliputi beberapa komunitas kecil. Wibawa mereka juga besar karena sebagai seorang pimpinan yang mempunyai wilayah kekuasaan yang besar, mereka juga mengangkat pimpinan-pimpinan kecil di masing-masing wilayah yang lebih kecil tadi. Dengan demikian sebagai seorang pemimpin untuk daerah yang demikian luas mereka harus mempunyai kewibawaan yang besar kepada pimpinan-pimpinan kecil yang ada di daerah yang lebih besar tadi. Sehingga seorang pemimpin pucuk dapat juga dikategorikan sebagai seorang pimpinan mencakup yang mempunyai kekuasaan dan kewibawaan yang lebih luas dan lebih kompleks.

Dengan bentuk-bentuk dan sifat-sifat kepemimpinan yang demikian maka suatu komunitas kecil atau sekumpulan komunitas kecil menunjukkan suatu sistem kehidupan masyarakat dengan berbagai sub sistemnya antara lain pimpinan masyarakat tadi.

Jenis pimpinan :

Dalam suatu komunitas kecil yang kita batasi pengertiannya disini sebagai suatu komunitas desa, dikenal adanya pimpinan yang bersifat tradisional dan ada yang bersifat sebagai pimpinan masa kini. Baik pimpinan tradisional maupun pimpinan masa kini masih dapat dibedakan antara pimpinan yang formal dan pimpinan yang non formal. Pembedaan atau penggolongan seperti itu dapat

terlihat dari beberapa sifat yang ditunjukan oleh para pemimpin tersebut demikian juga oleh perlakuan atau penghargaan warga masyarakat kepada pimpinannya.

Seorang pimpinan tradisional ialah seorang pimpinan yang mendapatkan kedudukannya sebagai pimpinan ataupun mendapatkan kekuasaannya dan kewibawaannya secara tradisi, apakah itu warisan turun-temurun, secara pilihan masyarakat berdasarkan tradisi yang berlaku di masyarakat atau komunitas tersebut. Kemungkinan kepemimpinannya ini bisa berupa pimpinan mencakup ataupun pimpinan pucuk, karena kepada pemimpin seperti ini dilimpahkan wewenang yang demikian besar dan luas sehingga peranannya pada komunitas yang bersangkutan juga besar. Di samping itu kepopuleran seorang pemimpin tradisional seperti ini juga turut memberi ciri yang khas.

Seorang pemimpin masa kini adalah pemimpin yang duduk sebagai pimpinan suatu komunitas karena mendapatkan persetujuan dari para warga komunitas atau kadang-kadang juga tidak boleh seluruh warga. Pimpinan seperti ini mendapat limpahan wewenang dan kekuasaan kadang-kadang dari atasannya, sehingga sifat kepopuleran dari pimpinan seperti ini agak kurang jika dibandingkan dengan pimpinan tradisional yang ada.

Karena itu peranan dari pimpinan seperti ini pada warga komunitasnya kadang-kadang juga agak kurang dan kurang nampak.

Pada kedua jenis pimpinan tersebut baik pimpinan tradisional maupun pimpinan masa kini inasih dapat dibedakan antara pimpinan yang formal dan pimpinan yang non formal. Formal dalam artian bahwa kepemimpinannya secara resmi diakui adat atau kedudukannya sebagai pemimpin didasari oleh kekuasaan dan wewenang serta wibawa yang jelas ada. Kadang-kadang semua itu diatur oleh sejumlah aturan atau norma yang ada yang diadakan dan diikuti oleh segenap warga komunitas tersebut. Pengertian formal seperti itu ada pada pimpinan tradisional maupun masa kini.

Pimpinan yang non formal adalah pimpinan yang mendapatkan pengakuan dari para warga komunitas, baik sebagian ataupun keseluruhannya yang kepemimpinannya kadang-kadang tanpa adanya dasar aturannya yang tegas. Kepemimpinannya kadang-kadang hanya berdasarkan kepopulerannya saja. Namun di antara semua pemimpin yang ada kehadiran pimpinan non formal seperti ini kadang-kadang sangat penting artinya bagi warga komunitas yang bersangkutan.

Dari bentuk-bentuk pimpinan yang ada yang telah disebutkan di atas, rupanya ada berbagai sifat yang menonjol yang mendasari para pemimpin dalam mendapatkan kekuasaannya, kewibawaannya maupun kepopulerannya pada warga komunitas yang bersangkutan. Sifat-sifat tersebut mencakup sifat-sifat yang harus dipunyai oleh pemimpin:
  1. Sifat-sifat yang disenangi oleh warga masyarakat atau komunitas yang ada pada umumnya, sifat mana akan menjadi dasar atau sebab kepopuleran seseorang;
  2. Sifat yang menjadi cita-cita banyak orang di lingkungan masyarakat tersebut, dan banyak ditiru sebagai dasar atau pola tindakan setiap warga.
  3. Sifat yang dianggap merupakan keahlian yang khusus dari seseorang dalam menghadapi suatu masalah, bahkan kadang-kadang juga keahlian yang hanya dimiliki oleh sebagian kecil saja dari warga.
  4. Sifat yang berhubungan dengan perwujudan kekuatan fisik, atau perwujudan tindakan kekerasan dalam menghadapi suatu masalah yang akan menjadi dasar kekuasaan dari pemimpin tadi terhadap warga komunitas yang bersangkutan.
  5. Sifat yang sesuai dengan nonna-nonna serta aturan-aturan yang berlaku di masyarakat, yang dipunyai oleh seorang pemimpin.
  6. Mempunyai kelengkapan tanda-tanda kekuasaan sebagai seorang pimpinan resmi suatu kelompok atau komunitas yang ditentukan secara adat ataupun oleh aturan yang ada, tanda-tanda mana akan memberikan dasar kewibawaan bagi seorang pimpinan.

Keenam sifat-sifat tersebut dan kelengkapan tanda-tanda kekuasaan memberikan seorang pemimpin dasar-dasar kepopuleran, kekuasaan dan kewibawaannya. Dan dari setiap sifat yang ada dan dimiliki oleh seorang pemimpin selalu menonjol salah satu sifat yang ada tersebut. Jenis pimpinan itu selanjutnya dapat dilihat dalam dua hal yaitu: pimpinan tradisional dan pimpinan masa kini yang masing-masing mengenal bentuk yang formal dan informal

Pimpinan tradisional :

Seperti telah dikemukakan di atas dengan pengertian pimpinan tradisional ini dimaksudkan pimpinan komunitas yang telah ada sejak masa lalu dan secara resmi masih diakui adanya sampai sekarang. Kepemimpinan mereka dapat berbentuk kepemimpinan yang mencakup dan dapat pula pimpinan pucuk. Dalam komunitas yang berbentuk desa atau banjar di Bali kepemimpinan mereka mencakup pemerintahan desa adat dan banjar adat, dimana kedua bentuk komunitas tersebut sampai sekarang masih tetap berfungsi dalam menata kehidupan warga masyarakat sebagai warga suatu komunitas kecil di Bali.

Secara khusus pimpinan tradisional ini juga dibedakan atas pengertian pimpinan tradisional yang formal dan pimpinan tradi

sional yang informal. Pimpinan formal dimaksudkan di sini adalah pimpinan masa lalu yang sampai sekarang masih mempunyai fungsi dalam kepemimpinannya. Para pemimpin seperti ini dalam suatu komunitas yang berbentuk desa atau banjar nyata adanya berdasarkan aturan-aturan yang ada pada komunitas tersebut. Sifat kepemimpinan mereka lebih banyak berdasarkan wibawa, dan charisma, dan bentuk kepemimpinan yang lebih banyak berbentuk pimpinan mencakup dan pimpinan pucuk.

Dalam pengertiannya di sini suatu kepemimpinan informal dalam pimpinan tradisional suatu komunitas kecil diartikan sebagai pimpinan yang tetap diakui adanya oleh para warga masyarakat walaupun kadang-kadang dalam aturannya sendiri tidak tercantum. Bentuk pimpinan seperti ini lebih banyak berupa pimpinan kadang kala dan sangat terbatas sifatnya, karena pemimpin seperti ini muncul disaat-saat para warga komunitas memerlukannya atau memerlukan kehadirannya. Sifat yang ditonjolkan oleh kepemimpinan seperti ini lebih banyak berupa sifat-sifat kepopuleran dan sifat kekuasaan. Karena itu kemunculannya selalu pada saat-saat warga komunitas menghadapi suatu masalah atau tantangan, yang bisa diatasi olehnya.

Pimpinan masa kini :

Pimpinan masa kini dalam pengertiannya mencakup semua pimpinan dari suatu komunitas yang ada pada masa sekarang. Kelahiran pemimpin seperti ini dari suatu komunitas kecil karena dirasakan keperluannya dan mempunyai fungsi yang besar dalam komunitas tersebut. Di Bali dalam komunitas yang berbentuk desa dinas atau banjar dinas, pimpinan masa kini mempunyai tugas-tugas keadministrasian dan tugas-tugas lain yang mencakup keperluan warga masyarakat. Karena itu bentuk kepemimpinan mereka adalah pimpinan mencakup, walaupun kadang-kadang juga bisa bersifat sangat terbatas untuk hal-hal yang khusus menurut keahliannya seperti urusan administrasi tadi. Dan sifat-sifat yang menonjol dari para pemimpin seperti ini adalah sifat-sifat yang sesuai dengan norma dan aturan masyarakat, kemampuan untuk mempergunakan kekuatan dan mempunyai tanda-tanda kepemimpinan menurut peraturan yang resmi. Sifat-sifat tersebut lebih banyak kemudian- menonjol sifat kekuasaan dan kewibawaan, walaupun kemudian dalam pelaksanaannya tugas-tugas mereka lebih banyak dikerjakan dengan sifat kekuasaan tadi.

Pimpinan formal pada kepemimpinan masa kini dengan jelas dapat dilihat pada sitem-sistem pemerintahan desa atau banjar, yang secara teratur mempunyai pola atau sistem administrasi berdasarkan peraturan perundingan. Pimpinan seperti ini dengan jelas

dapat diketahui dari tanda-tanda pimpinan yang mereka dapatkan dari pengakuan para warga komunitas itu sendiri. Bentuk pimpinan mereka terbatas, sifatnya sesuai dengan aturan atau norma-norma umum yang berlaku pada komunitas kecil tersebut atau komunitas yang lebih besar di mana komunitas kecil tadi menjadi bagiannya. Karena itu peranan mereka kadang-kadang juga terbatas hanya pada hal-hal yang menjadi tanggung jawab mereka.

Pimpinan informal pada kepemimpinan masa kini merupakan figur-figur yang mempunyai sifat kepopuleran pada suatu komunitas. Pimpinan seperti ini dalam struktur kepemimpinan masa kini tidak jelas kedudukannya tetapi oleh warga komunitas sendiri kadang-kadang mendapat tempat yang istimewa. Para pemimpin informal ini muncul di saat-saat warga komunitas memerlukan kepemimpinan seseorang yang dapat mengatasi suatu problem atau masalah yang muncul. Karena suatu keahliannya pemimpin ini dapat sejajar kedudukannya dengan pimpinan formal yang ada, walaupun bentuk kepemimpinan mereka hanya terbatas dan kadang kala saja. Dalam komunitas yang berbentuk desa atau banjar terutama menghadapi masalah-masalah yang banyak muncul masa kini, para pemimpin informal seperti ini muncul dalam persoalan-persoalan politik, keamanan, perekonomian dan juga masalah sosial lainnya.

Struktur pimpinan:

Penggambaran suatu struktur pimpinan dalam suatu komunitas kecil, berarti memberikan suatu pelukisan tentang susunan dari perbedaan kedudukan antara pimpinan yang ada baik pimpinan tradisional maupun pimpinan masa kini. Sebab dari pelukisan seperti itu akan memberikan gambaran seberapa jauh suatu hubungan bersifat hirarkis dan seberapa jauh hubungan yang lain berupa hubungan kerja sama. Dalam hal ini pelukisan struktur pimpinan tersebut sebenarnya memberikan gambaran tentang perbedaan hak dan kewajiban dari pimpinan tersebut yang berarti memberikan perbedaan pada peranan mereka masing-masing dalam komunitas tersebut.

Secara umum dalam struktur pimpinan komunitas kecil seperti banjar dan desa memperlihatkan pola struktur yang hampir sama pada setiap desa atau banjar di Bali. Variasi atau beberapa perbedaan kecil hanya ada pada daerah-daerah tertentu berupa beberapa kelengkapan aparat atau pejabat-pejabat yang ditunjuk untuk memangku suatu jabatan. Karena itu penggambaran struktur pimpinan yang ada pada suatu komunitas tidak lain berarti mem berikan suatu penggambaran susunan kedudukan para pemimpin yang ada pada komunitas tersebut. Penggambaran tersebut berupa:

1. Struktur pimpinan tradisional
2. Struktur pimpinan masa kini.
3. Struktur pimpinan masyarakat.
1. Pimpinan tradisional:
Umumnya pimpinan tradisional mempunyai struktur seperti dibawah ini:

Bendesa adat

Kelihan adat

Juru arah atau kesinoman

Anggota Masyarakat

atau ada yang bervariasi sebagai berikut:

Bendesa adat

Kelihan adat

88
 
 
Manca Gera
 
 
Peduwasan
 
 
Juru Arab
 
 
Anggota masyarakat Adat

Struktur pimpinan pada kedua bagan tersebut adalah struktur umum dalam kepemimpinan yang ada, secara tradisional di Bali pada apa yang disebut sebagai desa adat. Di situ jelas bahwa satu desa adat membawahi beberapa banjar adat atau banjar suka duka.

Variasi pada struktur tersebut akan menjadi lain pada keadaan di mana satu desa adat membawahi beberapa desa dinas sehingga untuk sampai kepada banjar adatnya hirarki yang ada harus melalui desa dinas terlebih dahulu, baru kemudian dari desa dinas ke banjar-banjar adat yang ada.

Bendesa adat
 
 
Perbekel atau Kepala Desa
 
 
Kelihan Banjar Adat
 
 
 
 
Juru Arah
 
 
Anggota Masyarakat
(banjar suka-duka)

2. Pimpinan masa kini:

Pimpinan masa kini dalam suatu komunitas yang kita beri nama desa lebih banyak diartikan sebagai pimpinan desa secara administratif. Sehingga ruang lingkup tugas pimpinan ini lebih banyak menyangkut soal-soal pemerintahan desa secara administratif. Secara umum struktur pimpinan masa kini berbentuk sebagai bagan berikut ini:

Perbekel atau Kepala Desa
 
 
Kelihan dinas
 
 
Juru arah atau Kesinoman
 
 
Warga Banjar


90
atau variasi sebagai berikut:


















―garis komando.
---garis kerjasama.

Variasi seperti yang tergambar pada bagan tersebut di atas meperlihatkan suatu kelengkapan dalam sistem administrasi banjar dan desa dinas, dengan adanya sekelompok parajuru yang membantu tugas kelihan dinas dan para kelihan tempek yang membantu tugas para juruarah dalam hubungan garis kerja sama.

Sementara suatu variasi yang lain lagi yang juga dijumpai di Bali adalah apa yang tergambar di bawah ini:



91

Variasi mana sebenarnya memperlihatkan bagaimana struktur kepemimpinan harus dilengkapi dengan berbagai badan serta aparat yang akan mempermudah pelaksanaan tugas-tugas administratif banjar dan desa tadi. Dalam hubungan ini para pemimpin tersebut tetap mempunyai kewenangan dalam tugas-tugasnya masing-masing, dan bagan-bagan tersebut memperlihatkan betapa tugas administratif atau kedinasan dalam suatu komunitas yang tersebut desa atau banjar cukup rumit untuk dikerjakan.

3. Pimpinan masyarakat:

Struktur pimpinan masyarakat dimaksudkan di sebagai suatu struktur kepemimpinan yang dipunyai oleh suatu komunitas kecil sekarang ini. Artinya suatu pengambaran perbedaan kedudukan para pemimpin pada komunitas tersebut, baik pemimpin tradisional, maupun pimpinan masa kini yang kemungkinan antara keduanya ada kaitannya. Contoh dalam organisasi Lembaga Sosial Desa:


92

Pada keadaan seperti itu, dalam hubungan kerja sama antara pimpinan tradisional dan pimpinan masa kini memperlihatkan bahwa garis hierarki tetap ada antara kelompok pimpinan tradisional maupun kelompok pimpinan masa kini, sedangkan garis kerja sama ada antara keduanya.

Adanya struktur pimpinan masyarakat seperti itu memperlihatkan bahwa dalam suatu komunitas kecil yang berbentuk desa, kemungkinan kerja sama atau keterbukaan untuk suatu hubungan kerjasama antara pimpinan tradisional dan pimpinan masa kini selalu ada. Hal ini tidak saja terjadi pada organisasi atau lembaga seperti LSD itu saja tetapi kemungkinan juga akan terjadi pada lembaga, kepanityaan, atau kerja adat lainnya yang memungkinkan untuk itu.

Variasi-variasi atau pola-pola hubungan yang lain selain pola yang tersebut pada bagan tersebut juga bisa terjadi sesuai dengan variasi hubungan yang terjadi pada masing-masing kelompok pimpinan yang ada. Yang pasti anggota masyarakat atau warga komunitas kecil itu sendiri dalam kedudukannya sebagai anggota banjar adat atau pasuka-dukaan dan anggota banjar dinas secara administratif, akan terkena oleh kedua struktur tersebut.

Dengan demikian baik struktur pimpinaan tradisional maupun struktur pimpinan masa kini pada keadaan tertentu memerlukan untuk membentuk suatu pola kerja sama, dan keadaan itu juga memperlihatkan bahwa kelompok pimpinan tradisional tetap mempunyai peranan di samping peranan kelompok pimpinan masa kini.

PIMPINAN TRADISIONAL

Pimpinan formal:

Seperti telah dikemukakan di atas pimpinan tradisional yang formal mencakup pimpinan keadatan dalam desa maupun banjar. Pimpinan ini secara resmi ada dan diakui kedudukannya dan mempunyai peranan yang cukup besar dalam kepemimpinan­nya. Warga komunitas atau warga masyarakat di mana pimpinan tradisional formal ini berada, memandang para pimpinan ini sebagai orang-orang yang mengetahui persoalan-persoalan adat dan agama. Dan karena itu merupakan tempat untuk bertanya atau meminta bantuan bila para warga menghadapi persoalan tersebut.

Desa-desa adat di Bali demikian juga banjar adatnya yang disebut banjar suka duka atau pe-suka-duka-an, dipimpin oleh pimpinan tradisional formal ini yang secara struktural maupun fungsional mempunyai peranan yang demikian besar dalam menata kehidupan warga desa atau banjar sebagai bentuk suatu

komunitas. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pimpinan formal

tradisional ini di Bali akan diuraikan hal-hal yang menyangkut: nama, jabatan, lokasi, persyaratan, faktor pendukung, hak-hak, kewajiban, pengangkatan, hubungan, atribut, dan pengembangan dalam masyarakat.

Untuk pimpinan tradisional formal dalam komunitas kecil yang bemama desa atau banjar ini, gelar-gelar yang biasa dipakai atau diberikan kepada para pemimpin ini mempunyai beberapa variasi. Di beberapa tempat di Bali ada yang umum memakai gelar Bendesa, seperti di desa-desa Perancak, Tihingan atau Bendesa adat seperti di desa Kediri Tabanan. Ada juga yang menyebutnya sebagai Klian Desa Adat, seperti di desa-desa Tenganan, Pegringsingan, Liligundi Buleleng, atau disebut sebagai pimpinan adat saja seperti di desa adat Denpasar. Gelar atau pemberian nama tersebut masih mempunyai variasi-variasi tertentu pada beberapa daerah lainnya.

Tentang asal pemberian gelar tersebut tidak banyak ada yang mengetahui, tetapi beberapa persyaratan bagi para pemimpin yang mendapat gelar tersebut memang ada yang harus ditaati oleh para pemakainya. Sebagai seorang pemimpin yang berperan dalam bidang adat dan agama, maka hubungan dengan warga masyarakatnya sendiri juga mempunyai intensitas yang cukup tinggi. Pemakaian gelar atau nama jabatan ini kadang-kadang menurun pada seluruh keluarga atau keturunannya. Sebagai pemimpin yang mendapat gelar atau nama pimpinan adat (bendesa, bendesa adat, klian adat dan sebagainya), maka bidang kepemimpinan mereka adalah bidang adat dan agama. Pada suatu komunitas kecil yang bernama. desa atau banjar, bidang adat dan agama ini dengan sendirinya mempunyai peranan penting karena komunitas itu sendiri mencakup keseluruhan warga masyarakat dengan adat dan agama sebagai salah satu komponennya yang ideal.

Berhubungan dengan masalah adat misalnya, maka berbagai

hal dan kegiatan yang berhubungan dengan kebiasaan, aturan-aturan yang bersifat idiil, serta nilai norma yang terkandung dalam kehidupan masyarakat setidak-tidaknya harus dikuasai oleh para pemimpin ini. Demikian juga beberapa hal yang berhubungan dengan pola-pola kehidupan masyarakat seperti upacara daur hidup , pola menetap, pola pengendalian sosial harus dikuasai oleh pemimpin ini. Sehingga tidak jarang seseorang yang dapat memangku jabatan pimpinan ini setidak-tidaknya menguasai beberapa falsafah yang hidup di masyarakat, ajaran yang berlaku di masyarakat, demikian juga beberapa cerita yang terkandung dalam ajaranajaran suci dari kitab-kitab agama (22, 11-29).

Dalam masalah agama para pemimpin seperti ini juga harus menguasai beberapa hal yang berhubungan dengan masalah agama yang dianut oleh warga masyarakatnya. Untuk itu para pemimpin ini setidak-tidaknya dapat menguasai sistem filsafat dari agama yang ada dan dianut, sistem upacaranya demikian juga siapa-siapa yang menjadi penganut agama yang ada secara murni dan mantap. Dan sehubungan dengan itu para pemimpin ini tidak jarang harus bertindak cepat dan ikut menangani apabila pada suatu upacara agama yang sedang berlangsung terjadi suatu masalah. Karena itulah pemimpin seperti ini di samping harus mengetahui sesuatu mengenai agama dan adat, maka mereka juga dituntut untuk berperan secara aktif dalam setiap kesempatan yang memerlukan tenaga dan pikiran mereka.

Daerah atau lokasi kepemimpinan ini berada pada daerah lingkungan adat, di mana termasuk apa yang dinamakan palemahan desa, pawongan desa dan kahyangan desa (Tri Hita Karana). Pada setiap komunitas ketiga persyaratan tersebut barus dipenuhi, walaupun kemungkinan untuk satu diantaranya mungkin ada pada komunitas lain sebagai komunitas induk. Persyaratan untuk bisa atau dapat memangku jabatan tersebut bervariasi pada beberapa daerah, namun persyaratan utama seperti: mereka yang duduk dalam pemerintahan adat dan agama, warga desa asli, dan biasanya tekanan pada sifat senioritas dari para pemimpin ini.

Faktor yang mendukung untuk jabatan pimpinan tradisional formal ini adalah sifat-sifat: populer, wibawa dan kepandaian dalam menangani masalah-masalah yang ada hubungannya dengan adat dan agama. Karena itu tidak jarang bentuk pimpinan ini sendiri adalah pimpinan mencakup dan pimpinan pucuk.

Sebagai pemimpin mereka mempunyai hak dalaln mengambil keputusan berdasar musyawarah adat, sebagai tempat untuk konsultasi masalah-masalah adat, mengelola tanah milik desa dan juga memimpin acara dan upacara adat yang memerlukan pengesahannya. Di samping itu dalam beberapa peristiwa pembagian milik adat, para pemimpin ini mendapatkan bagian yang lebih dari yang diperoleh oleh warga yang lain sebagai suatu balas jasa atau imbalan dari kepemimpinannya.

Beberapa kewajiban penting dari para pemimpin ini antara lain yang berkisar pada kewajiban adat adalah: menyelesaikan perselisihan adat, menjadi saksi dalam suatu pembicaraan adat, memimpin pelaksanaan suatu upacara adat, dan memelihara ketentraman desa. Dan dalam tugas-tugas rutin di desa adat pemimpin mempunyai kewajiban menjalankan administrasi desa adat, memimpin rapat desa mengatur hasil sawah atau tanah desa secara kolektif.

Cara-cara pengangkatan pemimpin ini di semua desa sampel hampir sama dan mungkin dengan variasi-variasi tertentu dan pada beberapa bagiannya. Seperti seorang pemimpin adat akan dipilih dari orang orang yang memang mampu di antara mereka sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar merupakan primus inter pares (orang yang menonjol di antara orang-orang yang sama). Dipilih melalui suatu rapat desa, yang memutuskan bahwa pimpinan yang terpilih adalah pimpinan yang sudah terseleksi menurut aturan. Khusus di desa Tenganan Pegringsingan mempunyai cara-cara pemilihan yang khas karena pimpinan komunitas memang sudah terpilih menurut persyaratan khusus dan melalui jenjang tertentu. Di samping adanya faktor-faktor lain sebagai suatu aturan persyaratan yang harus dipunyai oleh seorang pimpinan atau seorang calon pemimpin.

Upacara pengangkatan bagi calon pemimpin yang terpilih juga mempunyai aturannya sendiri, yang dilakukan oleh segenap warga komunitas dan dipimpin seorang pimpinan agama.

Hubungan dengan para pemimpin lainnya atau antar pemimpin suatu komunitas ada dua pola yang tergambarkan oleh seluruh desa sampel. Pola umum adalah hubungan ke bawah yang langsung mempunyai hierarki dengan para pemimpin adat di tingkat banjar yaitu para kelihan suka duka. Sedangkan pola khusus adalah pola yang dipunyai oleh komunitas adat ini yang masih membawahi beberapa desa dinas sehingga untuk suatu pelaksanaan keputusan adat maka para pimpinan masa kini di tingkat desa dinas ini harus dilalui sebelum sampai kepada para kelihan adat di tingkat banjar suka duka.

Atribut atau tanda-tanda yang dipunyai oleh para pemimpin ini adalah tanda yang memudahkan orang lain membedakannya

dari warga komunitas lainnya. Atribut yang berupa gelar atau nama yang harus disebutkan seperti: mekel, jero bendesa, guru dan sebagainya. Status di masyarakat juga merupakan atribut yang ikut mendukung para pemimpin ini. Karena dari status tersebut mereka mendapatkan pelayanan yang berbeda dari pelayanan yang diterima oleh warga masyarakat lainnya. Kadang-kadang rumah atau pola berpakaian para pemimpin ini juga berbeda dengan warga komunitas yang lain, karena hanya dengan cara demikianlah mereka baru dapat dibedakan dengan warga yang lain. Kadang-kadang kewajibannya dan kesibukannya sebagai pimpinan

adat juga mengharuskan mereka membedakan diri dengan warga komunitas lainnya dalam berpakaian, menerima tamu di rumah, berbicara dan sebagainya.

Hubungan dengan anggota masyarakat atau warga komunitas di mana mereka menjadi pimpinannya, kadang-kadang cukup erat atau intim dengan intensitas hubungan yang tinggi, tetapi kadang-kadang juga sebaliknya. Hal ini sangat tergantung pada beberapa hal, seperti faktor-faktor pribadi atau keptibadian pemimpin, perlakuan warga masyarakat terhadap pimpinannya. Namun umumnya para pemimpin ini termasuk dalam pribadi-pribadi yang menjadi pusat orientasi masyarakat. Dan merupakan ciri pribadi yang banyak dicita-citakan orang.

Pengaruh pimpinan di masyarakat adalah cukup besar. Hal ini terutama terlihat pada peranan mereka dalam menangani masalah-masalah adat dan agama. Kedua masalah tersebut adalah masalah idiil dalam suatu komunitas yang akan menentukan norma-norma, nilai serta aturan-aturan yang akan berlaku bagi sege nap warga komunitas. Karena itu para pemimpin dianggap sebagai orang yang banyak menentukan dalam memberikan keputusan masalah yang berhubungan dengan adat dan agama. Misalnya suatu upacara dilakukan untuk pertama kalinya oleh seorang warga, maka untuk keperluan itu ia akan meminta pertimbangan kepada pimpinan adat bagaimana caranya upacara tersebut dilaksanakan, kapan waktu sebaiknya, pengaturannya dan sebagainya. Pimpinan akan memberikan pertimbangannya yang oleh warga tadi sudah dianggap suatu keputusan mutlak karena diberikan oleh orang yang memang menguasai bidangnya. Demikian juga dengan masalah-masalah lainnya.

Pimpinan informal:

Pimpinan informal bukanlah pimpinan yang mempunyai suatu struktur yang jelas di masyarakat, karena di dalam bentuk suatu komunitas mereka tidak mempunyai jabatan tertentu yang diatur secara tersendiri. Pimpinan informal selalu muncul di saat-saat warga komunitas menghadapi suatu masalah atau tantangan tertentu yang ternyata bisa atau dapat dihadapi oleh mereka.

Secara khusus mereka tidak mempunyai hak serta kewajiban demikian juga pengangkatan, persyaratan ataupun atribut-atribut tertentu. Namun demikian disaat-saat tertentu mereka

mempunyai fungsi. Fungsi mana meliputi pertolongan khusus kepada warga komunitas yang memerlukan pertolongan, konsultasi masalah-masalah adat atau kebiasaan yang memang menjadi bidang mereka. Di samping itu tidak jarang bahwa kehadiran mereka sangat diperlukan dalam perselisihan-perselisihan adat.

Dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang ada hubungannya dengan peralatan atau perlengkapan upacara, pimpinan informal seperti ini selalu muncul. Demikian juga pada keadaan-keadaan yang mendesak ketika warga menghadapi masalah gangguan keamanan misalnya maka nasehat atau instruksi dari para pemimpin seperti ini selalu ada gunanya dan sangat diharapkan oleh segenap warga komunitas yang bersangkutan.

Lapangan kepemimpinan dari para pemimpin informal seperti ini sangat terbatas sifatnya. Hal ini tentu saja disebabkan oleh terbatasnya fungsi mereka dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh segenap warga Karena keahlian mereka juga terbatas yaitu hanya pada masalah-masalah yang berhu bungan dengan adat atau kebiasaan yang dilakukan oleh warga komunitas, maka lapangan kepemimpinan mereka juga terbatas pada masalah-masalah tersebut. Untuk hal-hal lain selain masalah tersebut para warga mempercayakan masalahnya kepada pimpinan formal.

Beberapa faktor yang mendukung adanya pimpinan informal seperti tersebut di atas sangat erat hubungannya dengan keadaan warga komunitas itu sendiri. Tetapi secara umum dapat dikemukakan di sini bahwa adanya pimpinan informal karena dukungan faktor-faktor: komunitas dan kepandaian dalam hal adat, kebisaan, di samping adanya dukungan karena pimpinan tersebut adalah orang-orang yang senior atau telah banyak pengalaman di antara sesama warga komunitas. Kadang-kadang pada berbagai keadaan atau struktur masyarakat tertentu faktor kasta juga merupaan faktor yang sangat mendukung kepemimpinan mereka. Bahkan kadang-kadang cendrung para pemimpin informal seperti muncul dari kelompok-kelompok kasta tertentu, terutama dari kelompok kasta yang dominan dalam komunitas.

Hubungan antara pimpinan informal seperti ini dengan para pemimpin formal umumnya bersifat konsultatif. Hal ini terjadi karena secara fungsional kedua jenis pimpinan ini mempunyai tugas yang sama yaitu membimbing masyarakat dalam bidang adat dan agama. Karena kehadiran pimpinan informal hanya disaatsaat diperlukan oleh warga komunitas, di mana hadir pula para pemimpin formal, maka sifat konsultatif seperti ini sangat membantu, warga komunitas dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

Setiap persoalan atau masalah mengenai adat, kebiasaan, ataupun agama yang dihadapi warga komunitas sebenarnya menjadi wewenang pimpinan formal. Tetapi disaat-saat seperti ini baik

pimpinan formal maupun pimpinan informal merasakan bahwa suatu pembicaraan bersama untuk mencoba mencari jalan keluarnya

dirasakan perlu adanya. Maka secara spontan tanpa mementingkan apakah kedudukan mereka formal atau informal sebagai pimpinan mereka lalu tampil secara bersama-sama.

Seperti telah dikemukakan dalam uraian terdahulu, kehadiran dari para pemimpin informal seperti ini kalau para warga memerlukan untuk suatu persoalan yang berhubungan dengan kepemimpinan mereka. Karena itu hubungan yang terjadi antara pemimpin informal seperti ini dengan anggota masyarakat atau warga komunitas adalah hubungan yang bersifat vertikal dan kadang-kadang sangat menentukan sifatnya.

Vertikal maksudnya telah terjadi suatu struktur hubungan antara atasan dan bawahan, antara pimpinan kelompok dengan warga kelompok. Sehingga apapun yang diperintahkan atau disuruh mengerjakan oleh pimpinan tersebut harus dituruti atau diikuti oleh warga komunitas tersebut . Hal ini dapat terjadi karena pimpinan itu sendiri telah mempunyai keahlian tertentu yang memang diharapkan oleh para warga.

Menentukan dalam hal ini berarti bahwa tindakan para pemimpin ini maupun buah pikiran mereka memang benar dapat diharapkan menghadapi atau menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh para warga. Sehingga setiap tindakan pemimpin dapat merupakan tindakan yang pasti untuk menghadapi persoalan at.au masalah yang ada. Dan karenanya para warga masyarakat dapat mengharapkan suatu kepastian bahwa mereka bisa bebas dari masalah atau persoalan yang dihadapi.

Pimpinan informal walaupun tidak mempunyai struktur yang jelas dalam struktur suatu komunitas tetapi tetap mempunyai pengaruh yang besar di samping pimpinan formal. Hal ini nampak dari fungsi mereka dalam struktur komunitas itu sendiri, di samping adanya beberapa faktor yang mendukung kehadiran mereka. Terjadinya pendadakan masalah yang tidak memungkinkan untuk segera berkonsultasi dengan pimpinan formal sangat membantu pimpinan informal mendapatkan pengaruhnya dalam masyarakat. Karena umumnya mereka ini ada di tengah-tengah warga komunitas, lebih dekat dari pada pimpinan formal. Mereka adalah juga warga dari komunitas tersebut yang kadang-kadang tidak terlalu banyak memerlukan prosedur formal untuk meminta bantuannya.

Karena itu kehadiran seorang pimpinan informal disamping pimpinan formal di tengah-tengah warga suatu komunitas sangat penting artinya bagi komunitas yang bersangkutan. Di samping itu kecendrungan kemunculan pimpinan informal seperti ini dari

kelompok tertentu di dalam masyarakat sangat membantu pada

pimpinan ini untuk menunjukkan pengaruhnya pada warga komunitas misalnya, pimpinan informal yang berasal dari suatu kasta tertentu dalam komunitas tersebut akan dengan mudah menamakan pengaruhnya, karena struktur komunitas itu memang sudah membentuk struktur kasta tersebut.

PIMPINAN MASA KINI

Pimpinan formal:

Pimpinan formal masa kini adalah pimpinan suatu komunitas yang mencakup pimpinan dalam bidang kedinasan atau kegiatan administrasi. Dalam komunitas kecil di Bali yang dikelompokkan dalam desa atau banjar, pimpinan masa kini yang berstatus formal ini memegang peranan penting terutama dalam tugas-tugas administrasi, sebagai mediator bagi pemerintah dan warga masyarakat.

Setiap desa atau banjar di Bali secara struktural dan fungsional mempunyai organ pimpinan formal tersebut, bahkan sebagai suatu sistem komunitas, subsistem pimpinan ini memegang peranan yang sangat penting di samping sub-sub sistem lainnya.

Secara umum pimpinan formal masa kini ditingkat desa disebut perbekel, kepala desa, atau bekel saja; sedangkan di tingkat banjar disebut dengan nama kelihan banjar, keliang banjar atau ada juga yang menyebutnya sebagai kelian dinas (desa pemecutan). Atau mungkin ada beberapa variasi lain seperti penyebutan kelian saja di tingkat banjar seperti di desa Kediri.

Tentang asal mula pemberian istilah atau gelar tersebut memang sukar untuk ditelusuri, tetapi mengingat dari arti kata-kata itu sendiri seperti kelihan adalah orang yang dianggap lebih tua dari orang lain, maka gelar tersebut akan berarti orang yang diberi kehormatan untuk memimpin atau mengambil kebijaksanaan tertentu. Walaupun untuk jabatan tersebut tidak selalu orang-orang tertua namun pengertian kelihan sebagai gelar atau nama jabatan memang mendekati artinya.

Pemakaian nama atau gelar jabatan ini terbatas sekali hanya pada orang yang bersangkutan dengan tugas serta kewajiban tersebut. Tidak akan menurun kepada keluarga atau keturunannya, walaupun sering mereka yang telah tidak menjabat lagi masih tetap terbawa oleh gelar tersebut sampai masa tertentu. Sehingga disamping Perbekel masih ada sebutan perbekel lama atau kelihan lama di suatu komunitas.

Sebagai pemimpin yang mendapat nama atau gelar kelihan dinas atau perbekel/kepala desa, maka bidang kepemimpinan