Halaman:20 tahun G.K.B.I.pdf/165

Halaman ini tervalidasi

abad ke-XX dan batik tjap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920.

Batik Solo terkenal dengan tjorak dan pola tradisionilnja baik dalam proses tịap maupun dalam batik tulisnja. Bahan² jang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banjak memakai bahan² dalam negeri seperti soga Djawa jang sudah terkenal sedjak dari dahulu. Polanjapun tetap antara lain terkenal dengan „Sidomukti” dan „Sidoluhur”.

Sekarang didaerah Solo, industri batik ini adalah salah satu urat nadi dari perekonomian disamping industri tekstil, dan merupakan lapangan kerdja jang banjak menampung tenaga manusia.

II. PERDJUANGAN PENGUSAHA BATIK:

1. Perintisan menudju organisasi:

Batik mendjadi sumber mata pentjaharian bagi pembuatnja setelah keluarnja dari kraton, dimana sebagian besar rakjat telah memakainja.

Achir abad ke-XIX atau awal abad ke-XX telah mulai dipakai bahan mori dari luar negeri jang diimport oleh bangsa Belanda. Setelah diselidiki kain putih apa jang sesuai dengan bahan batik, maka Negeri Belanda mengchususkan memprodusir mori untuk batik jang berukuran 42 inchi lebar dan terdiri dari kwalitas primissima, prima, biru. Disamping itu negara² lain di Eropah dan Djepang djuga membuat bahan mori ini, karena pemasarannja baik di Indonesia. Disamping bahan mori ini, djuga diselidiki bahan² tjat batik jang dipakai dalam pewarnaannja. Sebelum perang dunia kesatu sudah mulai importir² Belanda dan Inggeris memperkenalkan tjat batik/tekstil pada pengusaha² batik. Setelah selesai perang, usaha ini oleh importir² diintensifkan dan langsung memberikan petundjuk² kepada pengusaha batik bagaimana proses tampurannja dan nama²nja serta keuntungan² jang akan didapat dengan pemakaian tjat² batik import ini. Kira² tahun duapuluhan itu pengusaha² batik didaerah pembatikan telah banjak mengenal bahan mori import dan tjat2 batik import, aki batnja perkembangan industri tekstil dan bahan² tjat hasil usaha sendiri ketinggalan , karena bahan²import lebih menguntungkan. Lebih² lagi setelah dikenalnja proses pembuatan batik tjap jang djauh lebih tjepat dari proses iatik tulis, maka permintaan akan bahan baku mori

154