Halaman:20 tahun G.K.B.I.pdf/240

Halaman ini tervalidasi

aturan pembatasan masuknja cambrics Djepang jang mengakibatkan naiknja harga dipasaran bebas. Akibat ini pengusaha2 batik kena pukul lagi, dari permainan pedagang2 Tjina. Pengusaha2 batik jang sadar di Trusmi dan dipelopori antara lain : Pak Mirdjani, Aksan, Butik, Madmil , Kadma, Saaman dan kawan2 membentuk organisasi jang dinamakan „Koperasi Batik Trusmi” dalam tahun 1935 atas bimbingan Bapak Ambijah Hadiwinoto dari Djawatan Koperasi. Pada tanggal 13 Djanuari 1936 disusunlah pengurusnja jang pertama terdiri dari : Ketua dan Wakil Ketua : Mirdjani dan Kadma, Penulis : Madmil, Bendahara : Butik dan Pembantu : Aksan . Dan satu tahun setelah terbentuknja koperasi di Trusmi, maka di Kalitengah pengusaha batik jang dipelopori antara lain : Pak Asmia, Warsika, Mawardi, Mardjanah dan kawan2 membentuk pula koperasi batik jang dinamakan „Koperasi Batik Kalitengah” tahun 1937. Pada tahun 1936 Koperasi Baitk Trusmi mendapat „Hak Badan Hukum No. 324” dan jang pertama-tama koperasi batik di Indonesia jang mendapat pengesahan badan hukum . Setelah itu Koperasi Batik Kalitengah djuga mendapat „Hak Badan Hukum pada tahun 1938”.

Perkembangan pengusaha batik selandjutnja mendapat rintangan2 dan saingan dari pedagang2 Tjina jang memberikan kredit pada anggota dan pengusaha batik lainnja . Sampai Djepang masuk ke Indone sia koperasi Trusmi dan Kalitengah berdjalan terus berdasarkan tjita2 dan tudjuan perdjuangannja jaitu menolong anggota dalam permo dalan dan mentjarikan bahan baku serta pemasaran batik anggota.

3.Koperasi Wadah jang tjotjok bagi pembatikan :

Pengusaha batik jang lemah dalam permodalan dan buta dalamorganisasi maka untuk meningkatkan usahanja , mereka harus bersatu menghadapi pedagang2 lainnja terutama Tjina jang kuat dalam permodalan dan organisasi. Selama pendudukan Djepang kegiatan koperasi beralih pada kegiatan konsumsi karena bahan baku batik jang

didatangkan dari luar negeri tidak ada akibat perang. Pengusaha2 batik bekerdja berdasarkan bahan jang ada bahkan bahan kain putih jang sudah dipakai pernah didjadikan batik serta batik lama ditjelup kembali. Setelah Indonesia merdeka, pembatikan masih lesu karena bahan2 belum ada dan ditambah lagi banjak pengusaha2 jang ikut berdjuang mempertahankan kemerdekaan. Waktu aggressi kesatu

229