Halaman:20 tahun G.K.B.I.pdf/284

Halaman ini tervalidasi

Usaha SETONO tidak terbatas pada penjaluran bahan baku dari GKBI sadja, tetapi djuga menjalurkan bahan2 penolong usaha sendiri dan hasil produksi pabrik tekstil SETONO. Perkembangan omzet seluruhnja dan perkembangan biaja dan sisa hasil usaha dapat dilihat dibawah.


Perbandingan Omzet dan biaja dan sisa hasil usaha.

Tahun Omzet SHP Kotor Biaja SHP Bersih

1950 561.037,— 52.284,— 22.881,— 29.403,—
1954 19.416.735,— 1.229.395,— 363.550,— 865.845,—
1957 18.417.260,— 1.787.534,— 578.784,— 1.208.750,—
1967 32.944.854,— 2.654.441,— 282.344,— 2.371.997,—

3. Pemasaran Batik:

Tudjuan dari berkoperasi selain dari mengatasi kesukaran dalam permodalan, pengadaan bahan baku batik, ialah mentjarikan pemasaran batik. Daerah pemasaran batik produksi anggota SETONO tersebar seluruh Indonesia dan djuga banjak dieksport. Antara tahun 1950/1959 SETONO bersama anggotanja aktip mentjarikan pemasaran batik dan setelah itu mulai tahun 1960/1963, GKBI mengadakan pool batik sandang. Produksi batik sandang 90 % ditampung oleh GKBI dan sesudah itu akibat adanja perobahan kebidjaksanaan Pemerintah dibidang perdagangan, maka pool batik sandang ini di hapuskan. GKBI hanja menampung produksi batik dalam rangka menghadapi lebaran dan tahun baru sadja lagi. Sekarang SETONO aktip lagi mentjarikan pemasaran batik anggotanja. Selama tahun 1967 ini omzet batik melalui SETONO ialah: sebesar Rp. 10.334.559,—. Dalam omzet ini telah termasuk pendjualan barang lainnja jaitu: bumbu2 batik, grey/blatju.

4. Pabrik Tekstil SETONO:

Dilihat pada usianja Koperasi SETONO adalah salah satu koperasi batik jang tua dari anggota GKBI dan djuga berdirinja serta mendapat hak badan hukumnja jaitu tahun 1941. Dalam hal kemadjuan usaha dibandingkan dengan primer2 lainnja di Pekalongan, ketinggalan selangkah. Pabrik Tekstil direntjanakan sesudah berdjalannja pabrik cambrics GKBI tahun 1962. Dalam tahun 1963 diadakan pengumpul-

273