Halaman:20 tahun G.K.B.I.pdf/356

Halaman ini tervalidasi

BAGIAN: 12

KOPERASI BATIK TULUNGAGUNG „B.T.A.”

DJALAN SRUNI No. 2 TELP. No. 117
HAK BADAN HUKUM No. 983, 27 DESEMBER 1954.

I. RIWAJAT PEMBATIKAN:

1. Asal-usul pembatikan di Tulungagung.

Riwajat berseminja pembatikan didaerah Tulungagung, dapat dikenal bila kita gali dari peninggalan dizaman keradjaan Madjapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung jang sebagian terdiri dari rawa² dalam sedjarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, jang pada sa’at berkembangnja Madjapahit daerah itu dikuasai oleh seorang jang bernama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk kepada keradjaan Madjapahit.

Ditjeriterakan bahwa dalam aksi Polisionil jang dilantjarkan oleh Madjapahit, Adipati Kalang tewas dalam pertempuran jang konon diwartakan disekitar desa jang sekarang bernama Kalangbret. Demikianlah maka Petugas² Tentara dan keluarga keradjaan Madjapahit jang menetap dan tinggal diwilajah Bonorowo atau jang sekarang bernama Tulungagung antara lain djuga membawa kesenian membuat batik asli.

Tjiri chas dari Batik Kalangbret adalah hampir sama dengan Batik² keluaran Jogjakarta, jaitu dasarnja putih dan warna tjoraknja tjoklat muda dan biru tua.

Jang dikenal sedjak lebih dari seabad jang lalu tempat pembatikan didesa Madjan dan Simo. Desa ini djuga mempunjai riwajat sebagai peninggalan dari zaman peperangan Pangeran Diponegoro tahun 1825.

Didalam berketjamuknja clash antara Tentara Kolonial Belanda dengan Pasukan² Pangeran Diponegoro maka sebagian dari Pasukan²

345