Halaman:20 tahun G.K.B.I.pdf/371

Halaman ini tervalidasi

BAGIAN: 13

KOPERASI BATIK INDONESIA (KOBAIN)
HAK BADAN HUKUM No.: 939 tgl. 1 - 10 - 1954
Djalan Dongpaso No. 64 Telp. K. 211 KUDUS

1. RIWAJAT PEMBATIKAN:

Daerah Karesidenan Pati dimana termasuk Demak, Kudus, Djepara adalah kota² Keradjaan jang bersedjarah dan banjak meninggalkan kebudajaan Indonesia, terutama kebudajaan Islam. Keradjinan tangan jang terkenal disamping batik ialah ukiran² kaju di Djepara, dan batiknja jang terkenal sampai sekarang ialah batik „lasem” jang aneka warna dan halus serta mengandung seni lukis/batik jang mahal sekali harganja. Pembatikan di Kudus sama tuanja dengan perkembangan keradjaan Islam di Indonesia. Bahan² baku jang dipakai sebelum adanja bahan² import ialah hasil produksi sendiri jaitu: kainnja tenunan sendiri dan obat² batiknja terdiri dari kaju²an: tegeren, kemudu, soga tengger dan motifnja bunga bungaan sama dengan motif² batik Pekalongan. Setelah dikenalnja obat² batik import dan bahan kain putih cambric dan dengan datangnja seorang bangsa Belanda Nj. Van Zeehleig isteri Assisten Residen jang menetap di Kudus, mereka memperkenalkan warna² dalam pembatikan jang baik. Hasil tjiptaan Nj. Van Zeehleig ini dikenal dengan batik „Demakan” jaitu kombinasi warna kuning, hidjau dan tjoklat dan kalau ditambah dengan warna merah merdjadi „batik laseman”.

Batik² produksi Kudus sekarang terdiri dari ber-matjam² djenis antara lain: Demakan kombinasi warna diatas, laseman, banjumasan kombinasi warna kuning dan hidjau, Patjit asalnja tiruan dari batik Patjitan, tjungkina jaitu kombinasi warna kuning, hidjau dan tjoklat. Batik tiga negeri djuga terkenal jaitu kombinasi dari tjiri² chas tiga daerah jaitu: merahnja asli Lasem, soganja asli Solo dan motifnja asli Pekalongan. Sampai selesai perang dunia kesatu pembatikan di

360