Halaman:20 tahun G.K.B.I.pdf/405

Halaman ini tervalidasi

2. Distribusi bahan baku batik:

Sedjak tahun 1952 GRESIK walaupun belum mendjadi anggota GKBI, telah mendapat djatah dari GKBI/BTC. Setelah mendjadi anggota th. 1955 langsung mendjadi grossier. GRESIK selain membagikan bahan untuk anggotanja djuga membagikan bahan2 untuk pengusaha² batik didaerah: Madura, Modjokerto (tahun 1962 sudah terpisah), Tuban, Bodjonegoro dan Djombang. Sedjak tahun 1967 Gresik tidak membagikan lagi untuk pengusaha² bukan anggotanja.

Perkembangan distribusi bahan² GKBI.
Tahun Banjak Banjak Omzet
Yard Harga Kg. Harga Lain²
1954 604 2.982 15 173 11 3.096
1955 578 3.196 17 146 87 3.431
1956 545 3.127 2 34 3.161
1957 103 700 8 121 98 920
1958 112 2.007 9 2.017
1959 249 6.480 1 320 212 6.625
1960 228 6.267 6 981
1961 366 9.622 11 756 61 10.604
1962 327 9.465 9 2.076 10.284
1963 129 6.979 1 10.010 9.056
1965 208 98.249 2 133 108.259
1966 144 707 5 938 237 840
1967 111 2.311 11 173 1.003 3.487

(Angka² dalam ribuan)

3. Pemasaran batik:

Daerah pemasaran batik anggota terutama di Gresik dan Surabaja. Anggota dan pengurus Gresik pada umumnja mempunjai Toko di Gresik dan djuga bergerak dibidang industri tenun dan kopiah. Djadi pemasaran batik mereka sudah aktip dari dahulu. Pendatang² jang datang di Gresik membeli hasil produksi industri Gresik umumnja dari Indonesia bagian Timur dan Kalimantan.

4. Rentjana Pabrik Tekstil:

Tiga Koperasi Batik di Djawa Timur jaitu: GRESIK, KPBI SIDOARDJO, dan K.B. BROWIDJOJO Modjokerto merentjanakan akan mendirikan pabrik tekstil bersama didaerah Wonokromo Sura- baja. Sedangkan tiga koperasi batik lainnja jaitu: Bakti dan Pembatik di Ponorogo dan BTA di Tulungagung telah mempunjai pabrik tekstil sendiri.

394