tersebar diseluruh daerah Djawa Timur. Tjap dikenal di Sidoardjo bersamaan dengan dikenalnja obat² luar negeri jaitu sesudah perang dunia kesatu. Pasaran batik jang teramai waktu itu ialah tahun 1922 waktu itu diresmikannja Pabrik Gula Djatiroto dan pengusaha² batik Kedungtjangkring dan Djetis mengalami puntjaknja dan banjak pengusaha² batik jang menunaikan Rukun Islam kelima akibatnja .
II. PERDJUANGAN PENGUSAHA BATIK :
Waktu zaman sesudah perang dunia kesatu, dimana proses batik tjap dan bahan² luar negeri dikenal, produksi batik meningkat dengan tjepatnja. Bahan² baku batik dan pemasaran batik dikuasai oleh pedagang² Tjina dan Arab, pengusaha² batik mendapat kredit dari pedagang² ini. Waktu krisis ekonomi pengusaha² batik ini banjak berhutang dan terpaksa mendjual hartanja untuk melunasinja. Waktu itu pengusaha batik djumlahnja di Kedungtjangkring lebih kurang 35 orang dan Djetis Sidoardjo 20 orang.
416