Halaman:20 tahun G.K.B.I.pdf/564

Halaman ini tervalidasi

BAGIAN: 35

KOPERASI BATIK INDONESIA FADJAR PUTRA
HAK BADAN HUKUM No. 4776 TANGGAL 14-8-61.

Djalan Abd. Muis Telp. 22601 PADANG SUMATERA BARAT.

I. RIWAJAT PEMBATIKAN:

Sumatera Barat umumnja dan Padang chususnja adalah daerah jang djauh dari pusat pembatikan di-kota² Djawa, tetapi pembatikan bisa berkembang didaerah ini. Sumatera Barat termasuk daerah konsumen batik sedjak zaman sebelum perang dunia kesatu, terutama batik² produksi Pekalongan (sarungnja) dan Solo serta Jogja. Di Sumatera Barat jang berkembang terlebih dahulu adalah industri tenun tangan jang terkenal „tenun Silungkang” dan „tenun plekat". Pembatikan mulai berkembang di Padang setelah pendudukan Djepang, dimana sedjak putusnja hubungan antara Sumatera dengan Djawa waktu pendudukan Djepang, maka persediaan² batik jang ada pada pedagang batik sudah habis dan konsumen perlu batik untuk pakaian se-hari² mereka. Ditambah lagi setelah kemerdekaan Indonesia, dimana hubungan antara kedua pulau bertambah sukar, akibat blokade² Belanda, maka pedagang2 batik jang biasa hubungan dengan pulau Djawa mentjari djalan untuk membuat batik sendiri. Dengan hasil karya sendiri dan penelitian jang seksama, dari batik² jang dibuat di Djawa, maka ditirulah pembuatan pola²nja dan ditrapkan pada kaju sebagai alat tjap. Obat² batik jang dipakai djuga hasil buatan sendiri jaitu dari tumbuh'an seperti mengkudu, kunjit, gambir, damar dan sebagainja. Bahan kain putihnja diambilkan dari kain putih bekas dan hasil tenun tangan. Perusahaan batik pertama muntjul jaitu didaerah Sampan Kabupaten Padang Pariaman tahun 1946 antara lain: Bagindo Idris, Sidi Ali, Sidi Zakaria, Sutan Salim, Sutan

553