Halaman:ADH 0001 A. Damhoeri - Bumiku Yang Subur.pdf/21

Halaman ini tervalidasi

- 17 -

3. Dalam tanah, dalam air ada rezeki.

Lis belum akan melanjutkan kisah papa dan mak. Teman-teman akan Lis bawa mengembara dulu ke desa. Untuk mengetahui bagaimana alam kehidupan anak-anak di desa. Tentu saja tidak sama dengan kehidupan anak-anak di kota. Barangkali mendengar kisah ini teman-teman di kota akan bangkit 'ngiler'nya dan kempunan pula untuk melakukannya. Jika mau, ayok, silakan datang ke desa Lis. Uda Lis yang bemama Men akan menyambut kedatangan teman-teman dan membawa bertualang menurut apa yang akan Lis ceritakan nanti.

Bila kami anak desa tidak bersekolah ada-ada saja pekerjaan yang menarik yang kami lakukan. Bosan yang satu pindah pada yang lain.

Nah, sekarang Lis akan bercerita tentang 'belut'. Sejenis ikan yang diamnya dalam lumpur dan bentuknya seperti ular. Tetapi binatang ini ada insangnya yang menandakan bahwa mereka termasuk bangsa ikan yang enak dimakan. Badannya amat licin sehingga orang tua-tua membuat pemeo: 'Licin seperti belut'.

Kalau orang mencangkul di sawah sering terpacul belut. Binatang ini menggeleong-geleong tetapi hanya sekejap mata dan jika tidak segera ditangkap akan menghilang kedalam lumpur dengan amat cepatnya. Untuk menangkapnya hendaklah disambar dengan mempergunakan jepitan jari telunjuk dan ibu jari. Tubuhnya harus dijepit kuat-kuat dengan jari jika tidak sang belut akan lepas dan kalau jatuh ke lumpur amat sukar mencarinya kembali.

Penangkap belut mempergunakan sejenis lukah (bubu) untuk menangkapnya. Sore-sore ditahankan dengan memakai umpan cacing yang dicampur abu panas dan besok pagi baru dibangkit.