Halaman:ADH 0001 A. Damhoeri - Bumiku Yang Subur.pdf/45

Halaman ini tervalidasi

- 41 -

tanah. Akhirnya Lis terlibat pula dengan kesibukan mereka. Lis membantu memasukkan tanah bercampur pupuk itu kedalam kantong-kantong plastik. Tahulah Lis bahwa mak sedang membuat pembibitan kopi. Anak kopi itu nanti akan ditanam di ladang kami. Demikianlah caranya membuat bibit kopi.

Tidak lama Uda Men pulang pula dari sekolah. Iapun ikut membantu kami.

Pada zaman Gubernur Jenderal Van Den Bosch, yaitu pada pertengahan abad ke: sembilan belas, Pemerintah Belanda melakukan tatanaman paksa pada rakyat. Tidak sedikit hasilnya bagi Pemerintah Belanda. Pada masa itu orang membuat bibit kopi tentu belum seperti sekarang. Sebab kantong plastik belum ada pada masa itu. Namun kopi yang ditanam pada masa itu ada yang masih hidup dalam zaman ini. Begitulah lamanya sebatang kopi yang sehat dapat berumur lama.

Dan bagaimana pula nanti kopi yang akan ditanam oleh papa dan mak ini?

Bibit kopi itu harus disiram setiap hari. Meletakkannya hendaklah di tempat yang kelindungan, tidak boleh kena panas.

Kata mak: begitulah caranya membuat bibit kopi. Sebab kalau dibeli tentu akan banyak pula harganya. Nah, kalau sanggup membuatnya kenapa harus dibeli? Hebat juga jalan pikiran mak ini. Dan anak kopi itu dapat saja dicari dalam kebun kopi orang lain yang sudah ada.

Ketika kami asyik membuat bibit kopi itu terjadi juga sedikit kelucuan. Rupanya Uda Men yang mula-mulanya ikut membantu kemudian sudah duduk saja nongkrong dan memperhatikan kami bekerja.

Uda sudah menaksir jumlah bibit kopi yang dibuat mak itu lebih dari 2.000 batang banyaknya. Aduuuh, jika separo saja nan-