Halaman:ADH 0001 A. Damhoeri - Bumiku Yang Subur.pdf/47

Halaman ini tervalidasi

- 43 -

terjatuh dari atas batang kelapa.
Dengan malu Uda menceritakan apa yang menjadi lamunannya sebentar itu. Mak dan kami tertawa gelak-gelak.

"Belum apa-apa uda sudah berkhayal membeli Honda dengan hasil penjualan kopi," kata Uni Des dengan tawa cemooh. "Pada hal kopinya belum ditanam...."

"Sedang dia hanya ikut menonton saja," sambung Uni Des lagi.

"Tetapi kalau bibit ini sudah ditanam di ladang kita dan kemudian dipelihara baik-baik bila sudah berbuah maka khayalan Men itu akan menjadi kenyataan," kata mak. "Tetapi untuk sampai kepada waktu itu banyak yang harus dikerjakan dan menanti sampai tiba masanya. Tanah ladang harus di olah, bibitnya harus ditanam, kemudian dipupuk dan setelah tumbuh mesti disiang. Ladangnya harus diberi pagar jika tidak akan dihancurkan oleh ternak-ternak yang berkeliaran. Semuanya akan menelan biaya, tenaga dan tempoh. Kalau tidak dipelihara baik-baik jadinya akan kembali menjadi semak belukar.

Tetapi kalau dipelihara baik-baik ladang itu akan menjadi harapan tempat bergantung.....

Tetapi bila sudah berbuah dan mengeluarkan hasil, tidak Honda saja yang akan dapat, malahan membeli mobilpun bisa. Atau mendirikan gedung. Atau membiayai sekolah Men sampai ke Universitas walau Universitasnya berada di Amerika...."

Kami semua manggut-manggut membenarkan kata-kata mak. Apa yang dikatakan mak itu benar semuanya, 'tempat harapan bergantung....' .....

. / / .