Halaman:ADH 0001 A. Damhoeri - Bumiku Yang Subur.pdf/51

Halaman ini tervalidasi

- 47 -

itu.

Bukan main senangnya melihat daerah hutan rimba yang membiru itu. Dia minta kepada papa supaya dapat berjalan-jalan ke daerah rimba itu. Tetapi karena papa amat sibuk dan dia akan lekas berangkat tidak jadi. Wah, bagaimana senangnya jika sudah ada pondok di ladang seperti sekarang.

Sesudah mata dan panca indera lainnya terbiasa dengan kesibukan lalu lintas yang amat ramai, gedung-gedung bertingkat, di kota-kota di negerinya sungguh amat sejuk dengan pergantian temasa itu. Tuan Bob akan merasa lega melihat daerah bukit barisan di Seberang Air ini. Katanya lebih indah dan menarik dari pegunungan Brindabella yang ada di negerinya.

Pada suatu hari mak pergi pula ke ladang. Lis dan adik ikut, ada juga teman-teman Lis yang lain. Kami membawa perbekalan juga sedikit. Nikmat nanti dimakan dalam pondok. Sepanjang jalan kami tidak berjalan terus saja. Tetapi berbelok menerobos semak-semak untuk mencari buah keremunting yang sedang bermasakan.

Daerah yang sudah dirambah itu sudah luas. Arah di belakang gubuk sudah sampai ke dekat ngalau kecil yang dikatakan papa itu. Yang dari bawah sampai dekat gubuk daun-daun dan ranting-ranting yang bertebaran sepenuh tanah perladangan itu sudah mersik benar.

Kami sedang asyik makan buah keremunting dalam gubuk ketika tiba-tiba mak berseru:

"Hai, hayo kalian turun semua!"

Kami terheran-heran, apa pula maksud mak ini? Ah, barangkali mak akan minta tolong kepada kami untuk mengumpulkan kayu-kayu yang masih berserak-serak itu. Padahal di pangkal batang baru itu sudah bersusun kayu yang sangat banyaknya.

Dibawah pangkal baru itu ada sebuah lubang besar. Bekas