Halaman:ADH 0001 A. Damhoeri - Bumiku Yang Subur.pdf/63

Halaman ini tervalidasi

- 59 -

duri setinggi itu. Dan kemudian meloncat kembali dengan menggonggong mangsanya seekor lembu yang puluhan kilo beratnya. Tetapi itu memang terjadi.

Satu kali, dua kali, dan sudah banyak lembu yang menjadi korban harimau. Akhirnya atas nasehat orang kampung dipanggil pawang harimau ialah Mak Marah.

Dengan petunjuknya dibuatlah sebuah perangkap harimau. Banyak orang tidak percaya bahwa harimau akan mau masuk kedalam perangkap itu. Pintunya amat kecil tak mungkin seekor harimau akan masuk kedalamnya. Lebih-lebih dari kalangan pemuda. Mereka tak percaya sedikit juga. Malah mencemeehkan.

Tetapi pada suatu hari kelihatan pintu penjara tertutup. Beberapa orang pemuda yang tak percaya itu datang mendekati. Mereka mencoba mengintip lewat celah-celah pagar penjara itu. Tiba-tiba: "Auuuuum," dengan sebuah raungan yang dahsyat pemuda itu disambut dari dalam perangkap. Seorang sampai pingsan dan yang dua menjadi lumpuh tak bisa lari. Itulah tuahnya sang harimau itu.

Yang masuk perangkap ialah seekor harimau yang amat besar. Ia sudah membayar utangnya. Tunai tanpa tunggakan. Semenjak itu amanlah Padang Mengatas. Dan orang percaya dengan keampuhan ilmu Mak Marah pawang harimau itu.

Dan itu pulalah yang terjadi di desa kami. Apalagi Mak Marah pawang itu tinggalnya di desa kami. Ia sudah tua, bertubuh kecil tetapi amat ditakuti oleh harimau.

Mak Marah menasehatkan supaya bangkai anak kerbau itu jangan semua dikuburkan. Yang dikuburkan hanya kepalanya saja dan badannya akan dijadikan umpan harimau.

Kemudian ia pula yang menentukan dimana lokasi akan dibangun perangkap harimau itu. Tidak berapa jauh desa. Di pinggir jalan orang akan ke rimba.