Halaman:ADH 0001 A. Damhoeri - Bumiku Yang Subur.pdf/66

Halaman ini tervalidasi

- 62 -

harimau di tunjukkannya jalan dari hutan menuju pintu perangkap.

Bila malam itu harimau belum datang senja besok diulangi lagi panggilan gaib itu. Maka menurut kisahnya harimau yang bersalah akan didesak oleh kawan-kawannya supaya membayar utang. Ia akan digiring oleh teman-temannya menuju penjara dan mempersilakan masuk kedalamnya. Malahan sebelum masuk kedalam perangkap ia mampir sebentar kerumah pawang. Diluar ia mendengus-dengus dan mengekas-ngekas sebagai melapor bahwa ia akan pergi ke penjara.

Pawang sudah maklum siapa tamunya yang muncul itu. Ia akan berseru: "Hayo, bayarlah utang panglima!" Dan dengan patuh harimau menuju perangkap dan masuk kedalamnya. Bila sudah masuk tali rahasia akan tersentuh dan pintu akan jatuh dengan suara dahsyat dan benderapun turunlah.....

Sudah agak lama Mak Marah pernah juga membuat perangkap harimau dekat desa juga. Ada seekor harimau bersalah menerkam seekor jawi (lembu). Dengan kekuatan hikmat dan tenaga gaib pawang harimau itu membayar utangnya. Ia masuk kedalam perangkap. Hampir seluruh penduduk Seberang Air dan desa-desa sekitarnya datang melihat harimau itu. Harimau ini tidak dibunuh, tetapi dibawa ke Bukit Tinggi. Lalu dimasukkan ke Kebun Binatang. Harimau itu amat besarnya. Ada tanda harimau itu, cuping telinganya robek sedikit. Tetapi apakah sekarang harimau itu masih ada, entahlah!

Malam-malam yang berlalu sesudah perangkap dipasang agak menyeramkan. Lewat waktu magrib desa sudah sunyi sepi. Orang takut keluar, semua dicengkam ketakutan. Sebab bayangkan!

Semua harimau dalam hutan akan mengadakan musyawarah, mencari siapa kawannya yang bersalah menerkam anak kerbau pak Jakhtar. Kemudian yang bersalah digiring beramai-ramai ke rumah Mak