Halaman:ADH 0001 A. Damhoeri - Bumiku Yang Subur.pdf/75

Halaman ini tervalidasi

- 71 -

bagus-bagus seakan-akan disana ada pesta.

Lis datang mendekat ke dinding penjara itu. Tentu saja tidak satupun yang kelihatan. Karena dinding perangkat itu amat rapat. Beberapa orang mencoba mengintip kedalam. Sebab dalamnya agak gelap agak sulit juga melihat makhluk bagaimana yang ada didalamnya.

Rupanya dari sebelah muka ada sebuah celahan. Sesudah dengan susah payah barulah kelihatan binatang yang terperangkap itu. Bukan seekor harimau yang panjangnya dua meter atau sebesar kuda. Tetapi hanya seekor binatang yang mirip kambing dengan kulitnya bewarna kuning tua. Atau kira-kira seperti seekor kucing besar.

Semua penonton yang puluhan orang itu agaknya merasa kecewa. Menurut taksiran orang binatang itu sebangsa macan tutul atau macan loreng. Memang wajar. Besar kemungkinan memang jenis harimau kecil inilah yang mencoba menerkam anak kerbau pak Jakhtar. Karena itulah ia tak sanggup membunuhnya apalagi menyeretnya kedalam hutan. Macannya jauh lebih kecil dari kerbaunya. Namun karena cakar dan taringnya berbisa anak kerbau itu mati juga kesudahannya.

Tetapi apakah memang harimau kecil ini yang sudah bersalah sesuai dengan panggilan gaib yang dikerjakan oleh pawang Marah Tuhan sajalah yang Maha Mengetahuinya.

Namun para 'penonton' sudah merasa kecewa karena yang masuk dalam perangkap bukanlah seekor harimau dalam ukuran 'gede' tetapi hanya ukuran 'mini'. Tetapi kemeriahannya tidak kurang. Para pengunjung semakin ramai. Semuanya berusaha untuk mengintip kedalam perangkap lewat dinding kayu bulat itu.

Dan begitulah alat 'komunikasi' di desa. Seorang tahu dan dalam tempoh yang amat singkat sudah tersiar keseluruh pelosok.