Halaman:ADH 0001 A. Damhoeri - Bumiku Yang Subur.pdf/79

Halaman ini tervalidasi

- 75

rul. Keduanya murid S.D. Ketinggian.

Yang kami herankan ialah bahwa lokasi cerita itu terjadi di daerah Seberang Air. Tetapi papa mempergunakan nama Desa Ketinggian dalam bukunya. Desa Ketinggian memang ada tetapi letaknya dalam daerah kecamatan Harau. Mungkin ada juga rahasianya. Kata papa itu hanya disebabkan ilham belaka.

Sebab itu dapatlah dimaafkan kesalahan pelukisnya B.L. Bambang Prasodjo dalam halaman 107 buku itu. Dalam gambar itu Bambang membuat ada lampu listerik dalam S.D. yang dimaksud. P.L.T.A. belum menjangkau daerah kami Seberang Air.

Awal kisahnya: Pada pagi hari Senin Mahrul yang bertugas menaikkan bendera Sang Saka Merah Putih membuat kehebohan. Ia bukan menaikkan bendera Indonesia tetapi bendera Polandia. Alias Sang Saka terbalik. Rupanya ada yang mengganggu pikirannya sehingga terjadilah kekeliruan itu.

Lis berfikir: - Apakah memang pernah terjadi kekeliruan semacam itu? Lis tidak tahu. Tetapi kekeliruan bisa terjadi dimana-mana dan dalam hal apa saja. Namun itu hanya sebuah kisah yang sewaktu-waktu mungkin saja terjadi.

Riswandi yang kesayangan pak Kepala Sekolah diminta membantu pak guru. Dalam sekolah sudah terjadi kecurian berturut-turut. Uang Asmi anak seorang kaya sudah hilang sampai dua tiga kali. Akhirnya seorang guru menjadi korban pula. Pasti si pencuri orang 'dalam' juga. Tetapi siapa? Itulah yang akan dicari. Justeru karena itulah pak Kepala Sekolah minta bantuan Riswandi mengintip dan menyelidiki siapakah yang sudah gatal tangan melakukan pencurian. Dan sekaligus memberi malu nama sekolah S.D. Ketinggian.

Salah seorang murid yang dicurigai ialah Rijal. Ia terkenal seorang anak yang bandel, keras kepala, besar belanja, suka mengganggu temannya, suka berkelahi dan berbuat 'semau gue'