Halaman:ADH 0001 A. Damhoeri - Bumiku Yang Subur.pdf/81

Halaman ini tervalidasi

- 77 -

kit-sakitan, seorang adik Mahrul sakit pula. Untuk dimakan mereka sehari-hari alangkah susahnya! Semuanya serba menyayu dan menyedihkan.

Dalam pada itu ayah Riswandi baru saja menerima sejumlah uang hasil tebusan sawah yang di 'pagang' orang. Uang itu disimpan ayahnya dalam lemari.

Kemudian pak Kepala Sekolah menanyakan kepada Riswandi sudah diketahuinyakah siapa pencuri itu? Riswandi mengaku yang sebenarnya dialah si pencuri itu. Ia mengakui akan mengganti semua uang yang sudah dicurinya itu. Kehebohan terjadi. Ayah Ris datang pula ke sekolah. Ia marah-marah sebab sejumlah uangnya hilang. Mungkin anaknya Riswandi yang sudah mencuri uang itu. Terjadilah kehebohan. Dan kegaduhan itu tambah menjadi ketika Mahrul datang menghadap pak Kepala Sekolah. Ialah mengaku bahwa sebenarnya ialah yang mencuri uang Asmi dan uang Buk Guru. Terpaksa keadaan didesak kebutuhan rumah tangganya. Tak sampai hati melihat adik-adiknya kurang makan dan ibunya sakit-sakit melulu.

Itulah sebabnya Riswandi berani mencuri uang ayahnya. Untuk menutupi kesalahan sahabatnya. Akhirnya kisah itu berakhir dengan menggembirakan.

Oh, Lis sampai berkali-kali membaca buku itu. Bagus sekali ceritanya. Kalau ada 'buku masuk sekolah' maka kini ' sekolah masuk buku'. Itulah yang Lis maksud.

Sayang buku sebagus itu belum juga masuk Perpustakaan Inpres.

Sebenarnya sekitar 'buku masuk sekolah' ini Lis mempunyai sebuah gagasan. Tetapi bagaimana caranya Lis menyampaikannya, yaaa? Lis tidak pandai mengarang. Dan Lis tidak seorang wartawan seperti Uda Nusjirwan. Uda Nusjirwan ialah salah seorang saudara Lis yang satu bapak itu, lhooo!