Halaman:ADH 0001 A. Damhoeri - Bumiku Yang Subur.pdf/83

Halaman ini tervalidasi

- 79 -

11. Harapan cerah masa mendatang.

(P e n u t u p)

Sebenarnya masih banyak yang ingin Lis kisahkan kepada teman-teman. Tetapi supaya jangan membosankan dan ber tele-tele Lis akan meng akhiri cerita ini.

Dengan tidak terasa masa berjalan juga. Sekian tahun sudah lewat. Ladang kopi kami sudah menghasilkan buah. Buah yang sudah di olah dikumpulkan. Pada satu waktu akan dibawa ke pasar untuk dijual. Tetapi belum banyak. Tetapi bila ladang itu dipelihara tentu hasilnya akan semakin banyak.

Kalau sekarang kita berkunjung ke ladang kami akan terlihat antrian batang-batang kopi yang sudah besar-besar. Sebahagian ada yang kurus, merana. Entah apa sebabnya. Tetapi ada pula yang amat subur dan sarat dengan buahnya.

Bila kami datang ke ladang, daun-daun kopi itu melambai-lambai. Seakan-akan mereka berseru: "Selamat datang, Lis!"

Tanaman yang hidup tetapi tak bisa berbicara. Namun mereka seakan-akan berbicara:

"Pelihara kami baik-baik, yaa Lis? Pada satu waktu kami akan membalas jasa dan budi kalian dengan buah kami yang merah-merah. Siangilah kami, pupuklah kami, jagailah kami. Kalian bisa menggantungkan harapan pada kami kelak....."

Dalam pada itu beberapa perubahan penting sudah terjadi. Akibat pesatnya pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah. Sekolah kami sudah menjadi dua. Tidak berapa jauh dari gedung sekolah yang lama sudah dibangun sebuah gedung sekolah yang mewah dan bagus. Sekolah Dasar Inpres.

Pada waktu Lis membuat kisah ini penduduk desa baru