Halaman:ADH 0003 A. Damhoeri - Khautul Kulus.pdf/48

Halaman ini tervalidasi

- 39 -

"Kenapa?" tanya Kadib dengan berbisik pula. Khalifah sebenarnya tidak tidur hanya ngelamun saja dan apa-apa yang dibisikkan kedua dayang itu dengan jelas dapat didengar beliau.

"Baginda Khalifah setiap hari men ziarahi kubur Khautul Kulub padahal sebenarnya tak ada apa-apa dalam kubur itu....."

"Haaa, kenapa?" tanya Kadib dengan heran. Kizran memang dayang permaisuri yang selalu mendampingi beliau dan tahu apa saja perbuatan permaisuri.

"Sebenarnya tak lebih dari sepotong kayu yang berbentuk patung dalam pusara itu, dan itulah yang di ziarahi baginda...hik..."

"Jadi kalau begitu Khautul Kulub tidak mati?"

"Tidak! Kabarnya dia ditemui seorang saudagar mudayang berasal dari Damsyik...."

"Siapa nama saudagar itu?"

"Tak tahu. Aku hanya mendengar kabar angin saja entah benar entah tidak aku tidak tahu....."

Bagi Khalifah informasi itu sudah cukup.

Besok pagi dengan kaget permaisuri Zubaedah melihat Khalilfah datang ke pusara dengan membawa beberapa orang khadam. Mereka membawa alat-alat penggali seperti tembilang, cangkul dan sekop.

"Untuk apa semuanya ini?" tanya permaisuri dengan dada ber debar-debar.

"Aku ingin hendak melihat wajah Khautul Kulub," jawab Khalifah.

"Aduh jangan yang mulia, bolehkah secara hukum agama kita membongkar kuburan seseorang yang sudah